Senin, 19 April 2021

Jenis Cupang Populer dan Perawatan yang Tepat untuk Mereka

Apakah Anda pernah membayangkan memiliki ruangan seluas 190 m2 yang dipenuhi dengan 98 akuarium berukuran 40 cm x 80 cm x 30 cm? Mungkin terdengar sumpek bagi sebagian orang, tetapi bagi David Je, ruangan itu merupakan tempat yang nyaman baginya. Setiap hari, David dapat menikmati keindahan cupang-cupang yang menarik perhatian seperti white opaque, melano, gold, atau platinum.

Nama-nama jenis cupang ini mungkin terdengar asing bagi orang awam, tetapi sangat akrab di telinga para penggemar ikan cupang. Empat jenis cupang ini sedang naik daun saat ini. David Je telah mengimpor cupang-cupang ini dari Thailand sejak dua tahun yang lalu. Di antara koleksinya, ada juga cupang jenis plakat dengan berbagai warna seperti orange, blue, green, steel, dan red.

Total koleksi cupang yang dimiliki oleh David Je, pemilik Saudara Optical di Medan, mencapai 3.000 ekor dengan nilai mencapai Rp60 juta. Cupang jenis plakat dengan warna orange merupakan yang paling mahal dengan harga mencapai Rp1,5 juta per ekor. David Je memiliki 2 pasang cupang plakat yang banyak dicari oleh para kolektor.

Keunikan bentuk plakat orange menjadi daya tarik bagi David Je. Siripnya yang membentuk huruf D dan ekornya yang membentuk lingkaran 180° membuatnya terlihat indah. Kenikmatan tersebut semakin bertambah saat David Je berhasil mendapatkan cupang-cupang langka seperti white opaque dan platinum.

Sebagai seorang ahli biologi molekuler, David Je kini mencoba untuk menangkarkan plakat dengan warna dan jenis yang langka seperti white opaque, platinum, yellow, gold, dan blue mask. Dia memiliki lahan seluas 5.000 m2 di belakang rumahnya yang dilengkapi dengan rak besi dan ratusan akuarium. Setelah 3 bulan berlalu, hasil usahanya mulai terlihat. Bayi-bayi cupang mulai bermunculan setelah dia mengawinkan plakat putih dengan halfmoon putih.

Tren Populer: Cupang Jenis Plakat

Tren popularitas cupang jenis plakat terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada kontes cupang di Metro Trade Center, Bandung, kategori plakat menjadi salah satu kategori ekshibisi yang diminati. Hal ini juga terjadi pada kontes cupang besar lainnya di Raiser, Cibinong, dan InBS International Betta Show. Kategori plakat telah dibagi menjadi beberapa kelas, seperti dark solid color non-iridescent, solid color iridescent, bicolor, patterned, dark body metallic color, dan light body metallic color. Jumlah peserta kontes juga meningkat pesat, hampir dua kali lipat dari sebelumnya.

Peningkatan minat terhadap cupang jenis plakat juga terlihat dari penjualan yang dilakukan oleh para penangkar. Salah satunya adalah Hermanus J Haryanto, yang setiap bulan mengirim belasan red dragon ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Medan, Pekanbaru, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, dan Gorontalo. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Makassar, dan Denpasar, penggemar cupang plakat semakin aktif.

Meningkatnya minat terhadap cupang plakat ini mendorong penangkar-penangkar untuk memperluas jenis-jenis yang mereka tawarkan. Misalnya, Hermanus berencana untuk melepas jenis-jenis seperti yellow dragon, metallic blue, metallic green, gold, master gas, dan salamander ke pasar. Hal serupa juga dilakukan oleh Joty Atmadjaja, seorang penangkar terkenal yang sedang giat menangkarkan cupang jenis gold, red gold, salamander, lafender, dan black dragon. Permintaan dari kolektor di berbagai daerah, mulai dari Sumatera hingga Sulawesi, semakin meningkat.

Kemewahan Cupang dari Thailand

Joty Atmadjaja adalah salah satu penangkar cupang terkemuka yang serius dalam menjaga kualitas dan variasi cupang yang ditawarkannya. Dia secara rutin membeli cupang-cupang impor dari Thailand yang berasal dari penangkar-penangkar ternama, seperti Blue Betta, Inter Betta, Inter Fish, Atison Betta, Suthasine Betta, Ploy Betta, Nong Betta, dan South Betta.

Joty bahkan mengunjungi farm-farm tersebut secara langsung atau memesan melalui email. Selaras dengan Joty, Ronald dari Walet Fish Collection di Kelapa Gading, Jakarta Utara, juga mengimpor cupang dari Thailand, terutama jenis salamander dan copper gas butterfly. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan kolektor yang semakin bertambah.

Salah satu alasan mengapa cupang jenis plakat begitu digemari adalah perawatannya yang relatif mudah dibandingkan dengan cupang jenis serit atau halfmoon. Ketahanan sirip mereka yang lebih kuat membuat pemiliknya tidak perlu khawatir tentang robeknya sirip cupang.

Namun itu bukan berarti mereka kebal terhadap penyakit. Beberapa penyakit umum seperti whitespot, elvet, finrot, dan dropsy tetap dapat menghantui cupang. Namun, David Je tidak khawatir. Jika cupangnya terkena penyakit, dia selalu siap untuk mengobatinya dengan menggunakan tetrasiklin, formalin, dan metylen blue. Meskipun ruangannya yang seluas 190 m2 sudah penuh sesak dengan akuarium, tetapi David Je tetap semangat dalam berburu dan merawat cupang-cupangnya.

Thailand, Tanah Air Cupang

Tidak dapat dipungkiri, Thailand merupakan tempat asal cupang yang paling terkenal di dunia. Ketika kita menyebut crowntail atau plakat, pasti akan langsung terlintas nama penangkar Thailand. Thailand memang menjadi barometer perkembangan cupang di dunia, kata Joty Atmadjaja. Industri penangkaran cupang di Thailand telah berkembang sejak tahun 1980. Generasi penangkar yang lebih tua hingga generasi terbaru seperti red dragon, yellow dragon, dan supergreen, semuanya telah dihasilkan oleh penangkar-penangkar terbaik di Negeri Gajah Putih itu.

Kualitas yang unggul dari cupang-cupang hasil penangkaran di Thailand tercermin dari pengakuan para penggemar cupang di seluruh dunia. Mereka benar-benar menjaga kualitas genetik yang superior, sehingga setiap keturunan atau persilangan yang dihasilkan selalu sangat bagus, kata David Je.

Sebagai contoh, plakat giant hasil penangkaran dari Tangkaran Supor Khumom di Rayong menjadi buruan para kolektor karena coraknya yang menawan, siripnya yang panjang, dan ekornya yang membuka hingga 180°. Harga plakat jenis ini bahkan mencapai Rp2 juta per ekor.

Keberhasilan penangkar di Thailand tidak hanya ditunjang oleh kualitas genetik yang tinggi, tetapi juga perawatan yang prima. Para penangkar di Thailand bahkan tidak segan untuk membeli udang sebagai pakan utama cupang selain makanan harian seperti cacing darah dan cacing tanah. Pemberian udang sebagai makanan utama diketahui dapat meningkatkan kualitas telur dan warna plakat yang dihasilkan.

Dengan semakin populer dan berkembangnya penangkaran cupang jenis plakat, para penggemar cupang semakin tergoda untuk terlibat dalam memelihara cupang plakat. Meskipun perawatannya relatif mudah, tetapi tetap diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup agar cupang tetap sehat dan bahagia. Oleh karena itu, bagi Anda yang tertarik untuk memelihara cupang plakat, pastikan Anda mempelajari lebih lanjut tentang perawatan yang tepat dan memilih cupang dari penangkar yang terpercaya.

Penutup

Dalam beberapa tahun terakhir, cupang jenis plakat telah menjadi favorit di kalangan penggemar ikan hias. Keunikan bentuk dan warna plakat, serta kemudahan perawatannya, membuat cupang ini semakin diminati. Penangkaran cupang plakat juga semakin berkembang, baik di dalam negeri maupun di Thailand, sebagai tanah air cupang.

Para penangkar berusaha untuk menjaga kualitas genetik yang unggul dan terus menghadirkan variasi baru untuk memenuhi permintaan para kolektor. Bagi para pecinta cupang, menjaga dan merawat cupang plakat bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga sebuah keindahan yang membawa kebahagiaan tersendiri.

Document last updated at: Minggu, 18 Apr 2021