Jumat, 05 Maret 2021

Jagung Andalas, Rahasia Sukses Petani: Tahan Serangan Penyakit Bulai dan Panen Melimpah!

Jagung Andalas telah menjadi perbincangan di berbagai daerah. Seperti Tua Gila yang legendaris, jagung ini memiliki ketangguhan yang luar biasa dalam menghadapi penyakit bulai yang sering menghancurkan tanaman jagung di Indonesia.

Melalui uji tanding dengan jagung terkenal dari luar negeri, Jagung Andalas berhasil mengatasi serangan penyakit bulai dengan sangat baik. Selain itu, jagung ini juga memiliki banyak keunggulan lainnya, seperti tahan terhadap penyakit lain, adaptasi yang luas, dan hasil panen yang melimpah. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang jagung andalas dan keunggulannya dalam menghadapi serangan Peronosclerospora maydis.

Pemandangan indah perkebunan jagung yang meluas
Hamparan luas perkebunan jagung dengan tanaman yang subur dan hijau

Jagung Andalas: Keunggulan Melawan Serangan Penyakit Bulai

Jagung Andalas telah terbukti menjadi jawara dalam melawan serangan penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis. Dalam uji tanding melawan tiga jenis jagung terkenal dari luar negeri, Jagung Andalas berhasil mengatasi serangan penyakit bulai dengan sangat baik.

Lebih dari 60% tanaman jagung Andalas dapat dipanen dengan kualitas yang bagus, sementara pesaing-pesaingnya mengalami kerugian antara 40 hingga 60% dari tanaman yang ditanam. Penemuan ini menjadi terobosan besar dalam industri pertanian jagung di Indonesia.

Keunggulan Lain Jagung Andalas

Selain keunggulan dalam melawan penyakit bulai, Jagung Andalas juga memiliki beberapa kelebihan lain yang membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi petani. H Sukri Suid, penemu Jagung Andalas, telah melakukan serangkaian pengujian dan penelitian sejak 1997 yang menunjukkan bahwa jagung ini memiliki ketahanan terhadap rebah, busuk tongkol, hawar daun, dan karat daun.

Jagung Andalas juga memiliki daya adaptasi yang luas, dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 60 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Selain itu, pada saat panen, batang dan daun jagung ini tetap hijau, yang membuatnya memiliki nilai tambah sebagai pakan ternak.

Keunikan Butiran Jagung Mutiara

Jagung Andalas memiliki butiran berjenis mutiara dengan warna jingga yang sangat disukai oleh pabrik pakan ternak. Tongkolnya memiliki ukuran panjang dan berbentuk silindris. Batang jagung ini juga kokoh dan perakarannya kuat. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya untuk tumbuh di daerah berpasir dan berangin kencang. Petani tidak perlu khawatir dengan rebahnya tanaman jagung ini.

Selain itu, Jagung Andalas juga merespons pemupukan dengan baik dan tahan terhadap musim kemarau. Potensi hasil tanaman ini mencapai 13 ton per hektar, jauh lebih tinggi daripada rata-rata produksi jagung di Indonesia yang hanya sekitar 3 hingga 4 ton per hektar.

Hasil Ujicoba dan Penemuan Jagung Andalas

Jagung Andalas adalah hasil penemuan dan ujicoba yang dilakukan oleh Sukri Suid, seorang petani di Solok. Sejak tahun 1976, Sukri telah menanam jagung lokal di kebunnya seluas 1 hektar. Dalam kurun waktu enam tahun, Sukri terus melakukan seleksi dan penanaman jagung terbaik dari hasil panen sebelumnya.

Pada tahun 1982, Sukri menemukan jagung lokal yang tumbuh subur di daerah Sangir, Kabupaten Solok Selatan. Meskipun butir jagung lokal yang ditemukan Sukri cukup kecil, dia tetap tertarik untuk menanamnya. Selama delapan tahun, Sukri melakukan persilangan antara jagung lokal dengan jagung dari kebunnya. Hasil persilangan tersebut menghasilkan jagung Andalas yang memiliki ketahanan terhadap rebah, penyakit bulai, serta memiliki butiran yang besar.

jagung andalas

Keberhasilan dan Masa Depan Jagung Andalas

Jagung Andalas telah melewati serangkaian uji coba di berbagai daerah di Indonesia, seperti Solok Selatan, Pasaman, Payakumbuh, Ngawi, Brastagi, Medan, dan Maros. Penanaman jagung ini di berbagai sentra pertanian membuktikan bahwa Jagung Andalas memiliki kemampuan adaptasi yang luas.

Pada akhir tahun 1999, Departemen Pertanian melepas Jagung Andalas generasi A4 kepada petani di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menjadi awal dari perkembangan jagung Andalas yang semakin baik. Pada pertengahan tahun 2005, Sukri bersiap untuk melepas generasi terbaru dari Jagung Andalas, yaitu Jagung Andalas generasi A5. Ini adalah kabar baik bagi petani jagung di Indonesia.

Kesimpulan

Jagung Andalas telah membuktikan dirinya sebagai jagung yang tangguh dan tahan terhadap serangan penyakit bulai yang merusak tanaman jagung di Indonesia. Selain itu, jagung ini memiliki keunggulan lain, seperti tahan terhadap penyakit lainnya, adaptasi yang luas, hasil panen yang melimpah, dan butiran jagung mutiara yang unik.

Penemuan dan ujicoba yang dilakukan oleh Sukri Suid telah membawa hasil yang mengagumkan, sehingga Jagung Andalas menjadi pilihan yang menjanjikan bagi petani jagung di Indonesia. Dengan keberhasilan ini, diharapkan Jagung Andalas dapat terus dikembangkan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pertanian Indonesia.

Document last updated at: Jumat, 5 Mar 2021