Senin, 22 Februari 2021

Kalkulasi Dan Perhitungan Usaha Pembenihan Ikan lele

Putar haluan! Itu yang dilakukan Hernawan Eryanto, 3 tahun belakangan ini. Bisnis sampingan Budidaya Pembesaran Ikan Lele di 2 kolam ukuran 4mx 5m dan 2,5 m x 2,5 m kerap merugi.

Namun, aliran rupiah yang sempat tersendat itu kembali lancar saat berbisnis benih lele. Minimal Rp 500.000/bulan selalu masuk kocek pemilik Apotek Ketapang di Kecamatan Genteng, Banyuwangi itu.

Berdasarkan lacakan Budidaya Tani di Tulungagung, Malang, Banyuwangi, Indramayu dan Jakarta, hampir semua pembibit sepakat bisnis benih lele menguntungkan. Usaha ini tidak perlu lahan luas, mudah diawasi, murah biaya pakan, modal kecil dan serapan pasar besar.

Oleh karena itu, semerbak harum bisnis ini tidak hanya dirasakan Hernawan yang notabene sambilan. Pembibit "asli" pun merasakan hal serupa. Boan misalnya kerasan menjalankan usaha pembibitan yang dirintis sejak 1982. "Tidak ada ruginya," papar pria yang tinggal di Beiji, Jakarta Selatan itu. Toh kalaupun tekor biasanya karena pembeli ingkar membayar tagihan.

Permintaan Bibit ikan Lele Cukup Tinggi


[caption id="attachment_1877" align="aligncenter" width="440"]harga bibit lele ukuran 15 cm Persiapan menelurkan ikan lele[/caption]

Meski sekilas bisnis bibit lele nampak menguntungkan, ternyata beragam kendala sudah menanti. Mulai dari pemijahan sampai memperoleh menawarkan dagangan," jelas ayah 2 anak itu.

Namun, jika hubungan dagang sudah terjalin, pembeli akan datang sendiri. Karena tidak mudah menembus sebagian pelaku justru memulai dari pembesaran ataupun kombinasi keduanya.

Serangan penyakit pun ditengarai mampu meluluh lantakkan usaha penjualan bibit lele. Seperti dialami Imam Basuki di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Gara-gara penyakit cacar 50.000 ukuran bibit lele 3 sampai 5 cm mati dalam 3 hari. Maklum penyakit cacar susah diobati. Jika harga bibit ikan lele Rp50, berarti Imam rugi Rp2.5-juta.

Kerugian itu belum seberapa dibandingkan pengalaman Usup di Desa Pulosari, Kabupaten Tulungagung. Pada 2000 sebanyak 200.000 benih lele mati sehingga Rp10-juta melayang.

Kenali Bulan Dan Masa "Paceklik"


[caption id="attachment_1878" align="aligncenter" width="481"]makanan bibit lele biar cepat besar Masuk bulan juni rem dahulu produksi[/caption]

Kelangsungan hidup bisnis benih lele ternyata terkait erat dengan pengaruh alam. Di setiap lokasi Juni sampai Agustus adalah masa paceklik. Perbedaan suhu ekstrim siang dan malam menyebabkan induk malas bertelur. "Disuntik pun nggak bisa," kilah Usup.

Kalaupun dipaksa, produktivitas justru jeblok. Paling banter 15.000 sampai 20.000 telur dengan kualitas jelek. Telur yang menetas itu akan mati setelah beberapa hari. Oleh karena itu ketimbang rugi, kebanyakan usaha pembenihan lele saat itu terhenti dan mulai aktif kembali pada Oktober.

Perang harga harga bibit lele seringkali menjerumuskan petani. Saat pasokan berlebih antara Januari sampai April kebanyakan petani besar menjual separuh harga, bahkan lebih rendah lagi. "Kalau sudah begitu harga bibit lele 3 sampai 5 cm paling Rp5 sampai Rp10/ekor," kata Boan. Itulah yang membuat petani benih lele skala rumahan bagai hidup segan mati pun tak mau.

Dua segmen beda harga


[caption id="attachment_1879" align="aligncenter" width="473"]cari bibit lele sangkuriang Proses Menetaskan telur lele[/caption]

Selama ini serapan bibit lele ditujukan untuk 2 segmen pasar, yakni pembesaran lanjutan dan pembesaran konsumsi. Untuk pembesaran lanjutan, lele kurang dari 5 cm menjadi incaran.

Sedangkan konsumsi, pembeli membidik di atas 8 cm. "Petani di Depok dan Cinere lebih suka beli untuk pembesaran lanjutan," ungkap Boan. Pasalnya sekitar 1 bulan kemudian, benih dapat dijual kembali 3 kali lebih tinggi.

Tiap musim, ayah 2 putera itu melepas 1 juta ekor ukuran 1 sampai 4 cm dan 300.000 ekor ukuran 10 sampai 12 cm dari 100 kolam pembenihan yang besarnya bervariasi antara 1m x 1,5m sampai 3 m x 4m.

Jika ukuran 1 sampai 4 cm dijual Rp50/ekor dan ukuran 10 sampai 12 cm, Rp100/ekor, setiap musim Boan meraup penghasilan Rp80-juta. Padahal pada tahun 2020 saja, 3-juta benih habis terjual.

Sementara di sentra lain seperti Jember dan Banyuwangi, pembenih menyebutkan penjualan bibit lele 8 sampai 12 cm untuk pembesaran konsumsi menempati porsi lebih besar. Sehingga banyak pembenih yang kewalahan melayani pelanggan.

Suparso salah satu pemasok di Jember tak mampu memenuhi permintaan Mat Laso, bandar lele di Muncar, Banyuwangi sebanyak 600.000 benih. Padahal ia sudah membedol 2 kolam benih berisi 100.000 benih.

Document last updated at: Senin, 22 Feb 2021