Rabu, 24 Februari 2021

Transformasi Lahan Gambut Menjadi Kebun Sayuran yang Subur

Desa Rasaujaya, Kecamatan Rasaujaya, Kabupaten Pontianak, menjadi saksi perubahan menakjubkan. Di tengah lahan gambut yang gelap dan terjal, kebun sayuran mulai tumbuh subur. Ajung, seorang petani di daerah ini, telah mengambil langkah-langkah inovatif untuk memanfaatkan potensi tanah marginal. Dalam kunjungan kami ke kebunnya, kami menemukan keajaiban di balik tanah yang awalnya tidak ramah bagi pertumbuhan tanaman.

pemanfaatan lahan gambut menjadi lahan produktif

Penanaman Sayuran di Lahan Gambut

Ajung mengelola lahan seluas 9 hektar di Desa Rasaujaya. Di antara lahan gambut setebal 7 meter, ia berhasil menanam berbagai jenis sayuran dengan hasil yang mengesankan. Salah satu tanaman utamanya adalah tomat. Meski menghadapi tantangan dari struktur tanah yang tidak stabil, Ajung menggunakan metode budidaya yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.

Di setiap hektar lahan, Ajung menghadapi keterbatasan penanaman karena ketidakmerataan tanah dan akar-akar yang menghalangi. Meskipun demikian, dia berhasil menanam 13.000 hingga 14.000 tanaman tomat per hektar. Dengan bantuan tiga batang bambu yang kokoh, tanaman tomat tumbuh subur dan menghasilkan panen sekitar 30 keranjang setiap hari.

Selain tomat, Ajung juga mengolah lahan gambutnya untuk menanam pare, terung ungu bulat, sawi, dan pakcoy. Keberhasilannya dalam mengoptimalkan tanah yang miskin hara ini adalah sebuah prestasi yang menginspirasi.

Netralisasi Kadar pH dengan Abu dan Pupuk Kandang

Awalnya, lahan gambut di Desa Rasaujaya dianggap tidak mungkin untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah dengan tingkat keasaman pH 3 secara alami tidak mendukung pertumbuhan tanaman apa pun. Namun, Ajung adalah seorang pionir yang melihat potensi yang tersembunyi di balik tantangan ini.

Pada tahun 1993, Ajung memulai eksperimennya dengan menanam tomat menggunakan campuran terung ungu bulat dan paria. Dalam kombinasi ini, risiko terhadap kegagalan panen berkurang. Namun, tantangan yang lebih besar adalah keasaman lahan gambut itu sendiri.

Tanah gambut terdiri dari material organik yang belum terurai sepenuhnya. Untuk mengatasi keasaman tinggi ini, Ajung mengambil langkah-langkah khusus. Sebelum menanam, dia menetralisir pH tanah menjadi 7 dengan menaburkan abu serbuk gergaji hasil pembakaran di atas lahan. Dalam satu hektar, ia menggunakan 400 hingga 500 karung abu, setara dengan 12 hingga 15 ton. Selain itu, dia juga memperkaya tanah dengan pupuk kandang sebanyak 1 ton.

Setelah mencampurkan abu dan pupuk kandang dengan tanah, Ajung melakukan pengolahan selama 3 bulan. Proses ini membantu menciptakan struktur tanah yang gembur. Dengan langkah-langkah ini, keasaman tanah gambut menjadi netral, memungkinkan pertumbuhan tanaman sayuran yang beragam.

Pemupukan dan Perawatan Lahan Gambut

Untuk mencapai panen harian yang konsisten, Ajung menerapkan jadwal penanaman dan pemupukan yang terencana dengan baik. Bibit dan sayuran ditanam setiap 10 hari. Dalam kasus tanaman tomat, dia menyemai 10 kantong bibit, setara dengan 10.000 tanaman. Setelah 2 hingga 3 minggu, bibit siap untuk ditanam di lapangan.

Pemupukan berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Ajung menggunakan larutan urea yang diberikan secara tetes untuk memberikan nutrisi pada tanaman. Dosis pupuk tergantung pada pertumbuhan dan kebutuhan tanaman.

Selain itu, Ajung memberikan pupuk NPK saat tanaman mendekati masa berbuah. Di musim kemarau, pupuk diberikan dalam bentuk larutan untuk memastikan akar tanaman dapat menyerap nutrisi dengan baik. Di musim hujan, pupuk ditaburkan di sekitar akar tanaman.

Ajung juga menggunakan sumber nutrisi alternatif seperti tepung kepala ikan dan kepala udang. Di daerah Pontianak yang dekat dengan pantai, kedua bahan tersebut melimpah. Tepung kepala ikan dan kepala udang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK) yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Ajung mencampurkan tepung kepala ikan dengan abu dalam proporsi tertentu dan menaburkannya di antara tanaman. Demikian pula, dia menggunakan tepung kepala udang sebagai pupuk yang diberikan di sekitar tanaman.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Selain memberikan manfaat ekonomi bagi Ajung, kebun sayuran dan buah di lahan gambut juga memberikan manfaat lingkungan. Sebagai tanah marginal, lahan gambut seringkali terabaikan dan dibiarkan menjadi lahan terbengkalai.

Dengan memanfaatkannya sebagai kebun produktif, Ajung memberikan contoh bahwa lahan gambut dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, penggunaan abu serbuk gergaji dan pupuk kandang sebagai bahan organik membantu meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Hasil panen yang melimpah juga menguntungkan secara ekonomi. Ajung dapat memperoleh penghasilan yang cukup tinggi dari penjualan sayuran dan buah-buahan tersebut, serta memberikan kontribusi pada perekonomian lokal.

Pemeliharaan Lahan Gambut yang Berkelanjutan

Transformasi lahan gambut menjadi kebun sayuran yang subur bukan hanya tentang penanaman awal, tetapi juga tentang pemeliharaan jangka panjang. Ajung menekankan pentingnya pengelolaan air di lahan gambut. Dia memastikan ketinggian air di lahan tetap berada pada level yang tepat dengan memanfaatkan saluran air dan pengaturan pintu air. Hal ini membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah kerusakan akibat kekeringan atau genangan air yang berlebihan.

Selain itu, Ajung secara rutin mengendalikan gulma di lahan gambutnya. Gulma dapat bersaing dengan tanaman utama untuk mendapatkan nutrisi dan ruang. Dengan mengambil tindakan pencegahan seperti penyiang dan penggunaan mulsa organik, Ajung dapat mengendalikan gulma dan menjaga pertumbuhan tanaman sayurannya.

Pengelolaan tanah juga menjadi aspek penting dalam pemeliharaan lahan gambut. Ajung menggunakan teknik pengolahan tanah yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut. Dia menghindari penggunaan alat berat yang berat sehingga tidak merusak struktur tanah. Sebagai gantinya, ia menggunakan cangkul dan garpu tangan untuk mengerjakan tanah secara hati-hati agar tetap terjaga kelestariannya.

transformasi lahan gambut menjadi lahan pertanian dan perkebunan

Kestabilan Lingkungan dan Transformasi Lahan Gambut

Transformasi lahan gambut menjadi kebun sayuran yang subur memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani seperti Ajung. Namun, penting untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap kestabilan lingkungan. Lahan gambut yang terganggu dapat menyebabkan pelepasan gas rumah kaca yang tinggi, mempengaruhi perubahan iklim global.

Untuk menjaga keseimbangan ekosistem gambut, penting untuk menjaga kelembaban lahan dan mencegah kebakaran hutan. Ajung menyadari hal ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Dia secara teratur melakukan penyiraman pada lahan dan menjaga tingkat kelembaban yang tepat. Selain itu, dia juga selalu waspada terhadap risiko kebakaran dan terlibat dalam upaya pemadaman yang cepat jika terjadi kebakaran di sekitar lahan gambutnya.

Referensi dan data

  • Alih fungsi lahan gambut. (n.d.). In Wikipedia. Retrieved May 28, 2023, from https://id.wikipedia.org/wiki/Alih_fungsi_lahan_gambut
  • Transformasi Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Masyarakat. (n.d.). Seminar Nasional Transformasi Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Masyarakat. Retrieved May 28, 2023, from https://dkasra.ipb.ac.id/seminar-nasional-transformasi-pengelolaan-lahan-gambut-berbasis-masyarakat/
  • Pemanfaatan Lahan Gambut Sebagai Penunjang Ekonomi Pertanian. (n.d.). CYBEX Pertanian. Retrieved May 28, 2023, from http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99718/Pemanfaatan-Lahan-Gambut-Sebagai-Penunjang-Ekonomi-Pertanian/

Kesimpulan

Transformasi lahan gambut menjadi kebun sayuran yang subur seperti yang dilakukan oleh Ajung di Desa Rasaujaya menunjukkan potensi luar biasa dari lahan yang awalnya dianggap tidak berguna. Dengan langkah-langkah inovatif, seperti penanaman sayuran yang efektif, penanganan pH tanah yang baik, pemeliharaan lahan gambut yang berkelanjutan, dan kepedulian terhadap kestabilan lingkungan, Ajung telah mengubah lahan marginal menjadi sumber kehidupan dan penghidupan.

Transformasi ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya mengoptimalkan sumber daya alam yang ada dan melihat peluang di balik tantangan. Semoga kisah Ajung dapat menginspirasi petani lainnya untuk mengembangkan metode pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga kita dapat mencapai ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan yang lebih baik di masa depan.

Document last updated at: Rabu, 24 Feb 2021