Rabu, 10 Juli 2019

Keunggulan Menanam Mangga Chokanan Dibandingkan Jenis Mangga Lainnya

Kebun Chokanan: Keajaiban Mangga yang Tumbuh di Indonesia

Gresik, Jawa Timur - Di lahan seluas 300 hektar di Kecamatan Panceng, Gresik, terdapat sebuah pemandangan langka yang mengundang decak kagum. Di sana, PT Galasari bekerja sama dengan petani sukses dari Thailand telah berhasil menciptakan kebun mangga Chokanan yang menjadi satu-satunya kebun intensif di Indonesia. Terletak sekitar 37 kilometer dari Kota Gresik ke arah Barat Laut, kebun ini dapat dicapai melalui Jalan Raya Daendels menuju Tuban. Mengunjungi kebun tersebut, kita dapat melihat barisan pohon mangga Chokanan yang ditanam dengan jarak 6 meter x 3 meter.

Setiap pohon menghasilkan 32 hingga 60 buah mangga berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa. Tangkai buah rata-rata dilengkapi dengan 5 hingga 6 buah mangga. "Bahkan cabangnya hampir patah karena jumlah buahnya yang begitu melimpah," ujar Ermanu SE, Presiden Direktur PT Polowijo Gosari, perusahaan induk Galasari. Keistimewaan kebun ini tidak hanya terletak pada produktivitasnya yang tinggi, tetapi juga pada tinggi pohon yang hanya mencapai 2,5 hingga 3 meter.

Bagian bawah pohon berasal dari mangga arumanis berumur 14 tahun, sementara bagian atas pohon berasal dari mangga Chokanan yang disambungkan sekitar 2 hingga 3 tahun yang lalu. Saat ini, total terdapat sekitar 50 ribu pohon mangga di kebun ini, menjadikannya kebun Chokanan satu-satunya yang dirawat secara intensif di Indonesia.

buah mangga Chokanan

Mangga Chokanan: Buah di Luar Musim yang Menggoda

Salah satu keunikan dari kebun Chokanan ini adalah kemampuannya untuk menghasilkan buah di luar musim. Dengan manipulasi tertentu, buah Chokanan dapat dipanen pada bulan Januari dan April. Ini adalah periode panen yang terjadi empat bulan lebih lambat dibandingkan panen mangga pada umumnya, terutama varietas arumanis yang biasanya dipanen pada September hingga November. Tujuan dari penjadwalan panen yang berbeda ini adalah untuk menjaga stabilitas harga mangga Chokanan. Ketika musim panen arumanis tiba dan pasaran dipenuhi dengan buah arumanis, harga mangga akan menurun drastis hingga mencapai Rp1.500 per kilogramnya.

Memanipulasi panen di luar musim tidaklah mudah, terutama untuk varietas arumanis. Namun, dengan mangga Chokanan, memproduksi mangga di luar musim bukanlah sebuah mimpi belaka. "Keberhasilan pembentukan buah pada bunga sangat tinggi.

Setiap kelompok bunga dapat menghasilkan 5 hingga 6 buah," ungkap Ermanu. Perbandingan ini sangatlah menguntungkan jika dibandingkan dengan arumanis yang hanya menghasilkan 1 hingga 3 buah untuk setiap kelompok bunga. Produktivitas pohon juga meningkat menjadi 120 hingga 160 buah atau sekitar 40 kilogram per pohon saat berumur 5 tahun.

Mangga Chokanan: Panen yang Terus-menerus

Bukan hanya PT Galasari yang terlibat dalam penanaman mangga Chokanan. Di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, seorang pengusaha otomotif bernama Tjendra Jaya Kuswari juga turut menanam mangga Chokanan di lahan seluas 5 hektar. Di kebunnya yang berumur 2 hingga 5 tahun, terdapat sekitar 2.000 pohon mangga Chokanan.

Dari 300 pohon berumur 5 tahun, ia berhasil memetik sekitar 50 kilogram buah per pohon. Pada akhir Februari, pohon-pohon Chokanan tersebut kembali berbunga lebat, dan Tjendra memprediksi bahwa mulai bulan Mei, panen buah mangga akan terus-menerus dilakukan.

Mangga Chokanan dipilih oleh Tjendra karena rasanya yang lezat. "Saya telah mengunjungi Asia Tenggara secara keseluruhan, dan menurut saya, Chokanan adalah yang paling lezat dan mudah dirawat," ujarnya. Mangga Chokanan memiliki rasa yang manis, lembut, harum, dan sedikit berserat. Bahkan saat dipetik langsung dari pohon, rasanya sudah terasa manis, meskipun tingkat kematangan buahnya belum mencapai 80%.

Hasil panen dari kebun Galasari mulai dipasarkan di berbagai supermarket, termasuk di gerai Carrefour di Jakarta dengan label "mangga Thailand." Meskipun bentuknya yang kecil dan sedikit oval dengan warna kuning, mangga Chokanan seringkali disangka sebagai mangga podang.

Sebenarnya, mangga Chokanan memiliki kulit berwarna kuning, sebagian dengan semburat merah, tetapi bentuknya lebih bulat. Oleh karena itu, Galasari perlu menempatkan Sales Promotion Girl (SPG) untuk memperkenalkan mangga Chokanan kepada konsumen. Begitu pelanggan mengetahui bahwa mangga tersebut berasal dari Thailand, mangga Chokanan dengan harga Rp9.000 per kilogram langsung laku keras. Di Medan, mangga Chokanan dijual di toko buah khusus dengan harga di atas Rp20 ribu per kilogram.

Buah Mangga Chokanan: Menyuguhkan Kelezatan di Luar Musim

Kehadiran dua kebun Chokanan yang mampu menghasilkan buah di luar musim menjadi kabar baik bagi para pecinta mangga. Dengan adanya varietas ini, mereka tetap dapat menikmati mangga saat varietas arumanis, yang mendominasi pasar, tidak tersedia. Para pemilik kebun juga sangat diuntungkan karena mangga Chokanan memiliki nilai jual yang tinggi.

Mangga Chokanan menawarkan kelezatan dan keunikan dengan buah yang melimpah dan rasanya yang lezat. Keistimewaan mangga ini terletak pada produksi buah yang melimpah di luar musim dan potensi panen yang terus-menerus. Keberhasilan dalam memanipulasi tanaman agar berbuah di luar musim menjadikan mangga Chokanan sebagai pilihan yang menarik bagi petani dan konsumen. Dengan budidaya yang intensif dan pengelolaan yang baik, mangga Chokanan dapat menjadi salah satu varietas unggulan yang memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan.

kebun Chokanan

Kesimpulan

Mangga Chokanan, varietas mangga asal Thailand, menawarkan keunggulan yang menarik dibandingkan dengan jenis mangga lainnya. Keistimewaan mangga Chokanan terletak pada produksi buah yang melimpah, kemampuannya berbuah di luar musim, dan rasanya yang lezat. Para petani dan pengusaha perkebunan dapat memanfaatkan potensi mangga Chokanan untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati kelezatan mangga Chokanan sebagai variasi yang menarik dari mangga arumanis yang biasa dijumpai di pasaran.

Dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat, inovasi dalam pertanian dan pengembangan varietas unggulan sangat penting. Mangga Chokanan adalah salah satu contoh sukses dari upaya tersebut. Dengan pengelolaan yang baik dan pendekatan yang inovatif, kebun mangga Chokanan dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi petani dan pengusaha perkebunan.

Mangga Chokanan bukan hanya sekadar buah, tetapi juga cermin dari potensi dan keberhasilan dalam pertanian Indonesia. Dengan pemanfaatan teknologi dan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengembangkan lebih banyak varietas unggulan seperti mangga Chokanan. Ini akan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan pertanian dan ekonomi negara serta memberikan kelezatan dan kebahagiaan bagi para pecinta mangga di seluruh Indonesia.

Document last updated at: Rabu, 10 Jul 2019