Minggu, 23 Juni 2019

Koleksi Euphorbia Hasil Silangan Para Pehobiis

Sambil menenteng 3 pot euphorbia, Husny Bahasuan bergabung dengan keluarga pang tengah menonton film di televisi. Ia mulai mengeruk serbuk sari bunga putih dengan korek kuping lalu diserbukkan ke putik bunga hijau. Usai semua bunga di satu tangkai diserbuki, dompolan itu dikerudungi plastik bening agar tidak terserbuki bunga lain. Berikutnya, ia menyilang bunga dari tangkai yang lain. Namun, induknya dibalik, serbuk sari bunga hijau diusapkan ke putik bunga putih.

Ketika malam kian larut, anak-anak masuk ke kamar masing-masing, Husny Bahasuan mengangkut tanaman masuk ke kamar tidur. Di situ, ia kembali mengawinkan bunga yang belum tersentuh. “Di kamar, saya melakukannya lebih santai,” ungkap suami Widad Bahasuan itu.

Euphorbia hasil silangannya bisa dilihat di kebun seluas 1.600 m2 di pinggir kota Surabaya. Jajaran bunga delapan dewa berbagai warna seolah menyambut kedatangan pengunjung. Satu di antaranya cukup menonjol lantaran memiliki empat warna di satu bunga: putih, pink lembut, pink cerah, dan hijau. Silangan lain, kuning gading dengan tepi hijau. Sebenarnya warna itu sudah umum, tetapi silangan Husny berbunga amat lebat sehingga lembaran bunga saling tumpuk. ( Baca : Euphorbia milii Tanpa Duri Dengan Teknik Penyambungan )

koleksi euphorbia sebelum tren

Pehobiis Senang bereksperimen

Dari bunga-bunga yang muncul, direktur PT Behaestex, itu kerap disilang kembali. “Yang jadi pertimbangan warna bunga, bentuk daun, batang, dan duri. Dari hasil persilangan dan perbanyakan, Husny kini memiliki sekitar 750 pot terdiri dari 100 variasi warna. “Saya senang bereksperimen dengan mengawinkan berbagai induk.” tutur anak ke 4 dari 10 bersaudara itu.

Sebagai contoh, ia menyilang euphorbia bercabang banyak tetapi rapuh dengan jenis berbatang tunggal, besar, dan kokoh. Hasilnya, euphorbia berbatang tunggal, besar, di bagian bawah dan atas muncul beberapa cabang. Sosoknya kokoh dan bunga atraktif. “Ada kepuasan batin tersendiri bila hasilnya sesuai harapan,” ujar pria berkacamata itu.

Oleh karena itu ia terus melengkapi indukan. Husny rajin berburu euphorbia langka. Setiap ada waktu luang digunakan mengunjungi nurseri tanaman hias di dalam maupun di luar kota. Hasilnya, ia mengoleksi jenis kristata, mini berduri rapat, dan berdaun variegata. Untuk jenis terakhir, ia telah memiliki 5 jenis. Tanaman berdaun putih hijau itu diperoleh dengan harga Rp 200.000— Rp 500.000/pot. Ia terobsesi menyilangnya dengan E. milii agar diperoleh jenis berdaun variegata berbunga besar dan semarak. Namun, hingga kini usahanya belum berhasil.

Sebelum euphorbia Menjadi tren

Husny Bahasuan mengoleksi euphorbia jauh sebelum tren. Ketika ikut tour budidayatani ke Thailand pada 1996, warga Surabaya itu terpesona melihat bunga delapan dewa berukuran besar, 3—4 cm. Setahunya, bunga euphorbia berukuran kecil, 1 cm. Tanpa ragu, ia membeli 8 pot berbunga aneka warna setinggi 20 cm. Bila dikonversi, harganya sekitar Rp 500.000 per pot. Agar mudah dikemas, media dibuang kemudian dimasukkan dalam plastik, dan diselipkan di koper.

Euphorbia berbunga besar itu kini menjadi kebanggaan Husny. Kolektor berbagai tanaman hias itu tertarik karena keunikan euphorbia. Selama ini jarang tanaman hias berbunga besar dan indah tumbuh di dataran rendah. Di daerah panas kebanyakan tanaman hias daun. Euphorbia sifatnya mirip kaktus.

Di sela-sela kesibukan sebagai pimpinan perusahaan tekstil, ia masih menyempatkan diri menjenguk koleksi 2 – 3 kali seminggu. Itu pun tergantung kesibukan di kantor. Di kebun, pehobi jalan kaki itu mengontrol media dan kondisi tanaman yang sedang berbunga. Bila ada euphorbia dan tanaman lain yang berbunga bagus, petugas kebun diminta mengantar ke rumahnya, orang tua, atau kerabat. Setelah layu, bunga ditarik lagi ke kebun.

Di Jakarta, Soeroso Sumapawiro jadi mania sang mahkota duri. Kehadiran ratusan euphorbia di rumahnya selalu menggoda Soeroso Soemapawiro untuk pulang lebih awal. Untuk itu, semua pekerjaan diusahakan selesai pada pukul 15.00. Tepat pukul 16.00, ia melangkahkan kaki untuk pulang. Setiba di rumah di Pondok Indah, Jakarta Selatan, ia bergegas menuju dak lantai atas.

Di sana terhampar 260 pot euphorbia berbunga aneka warna. Seperangkat meja dan kursi disiapkan agar direktur PT Sumber Cipta Karya Bhakti itu bisa lebih santai menikmatinya. Bila tak sempat ke atas, beberapa pot sengaja diletakkan di teras belakang, lokasi favorit lainnya untuk berleha-leha. “Kepenatan luruh setelah saya lihat bunga-bunga euphorbia yang cantik,” ungkapnya.

Euphorbia adalah jenis tanaman hias terakhir yang dikoleksi Soeroso. Sebelumnya ia dikenal sebagai kolektor tanaman eksklusif, bonsai, dan kaktus. Ketertarikannya pada euphorbia saat melihat artikel di budidayatani. Namun, keinginan untuk memilikinya baru terwujud pada November 2018. Ia memilih jenis forever green yang berbunga sepanjang tahun. Lainnya seperti chiang may, ace of heart, jade bird, red pearl, dan terakhir Siamese rubi.

Koleksi 68 varietas euphorbia

Alumnus Universitas Gajah Mada itu sengaja memilih euphorbia berukuran besar agar cepat tampil prima dan berbunga. Satu tanaman dibeli minimal Rp 100.000. Sebagai perbandingan euphorbia berukuran kecil, 15-20 cm, dijual Rp 35.000/pot. Namun, tanaman itu tidak segera dibungakan. Tajuknya dibentuk dulu agar lebih rimbun. Setelah itu baru dibungakan.

Banjir bunga di rumah Soeroso Soemapawiro

Kini total koleksinya mencapai 68 varietas. Setiap jenis dikoleksi minimal 3 pot sehingga total tanaman lebih 204 pot. Semua tanaman ditempatkan di sebuah rumah plastik seluas 8 m x 6 m di dak. Rangka bangunan dari besi agar tahan terpaan angin kencang dan percikan air. Di bawahnya dipasang 3 meja besi ukuran 6 m x 1,5 m. Fasilitas itu menghabiskan dana Rp l0-juta. Untuk menambah daya tarik, pot plastik diganti dengan keramik sehingga kian eksklusif.

Toh, pengorbanannya tidak percuma. Semua mahkota duri seolah berlomba menampilkan kemolekan bunga. Forever green menjadi sarat bunga sehingga hampir menutup daun. Akhirnya ratusan tanaman itu membentuk hamparan bunga aneka warna. Setiap tamu termasuk pedagang tempat ia membeli euphorbia terkagum-kagum memandang koleksinya. Mereka sendiri merasa tak sanggup membuat euphorbia berbunga selebat itu.

Document last updated at: Minggu, 23 Jun 2019