Senin, 05 April 2021

PT Indo Nature: Memproduksi Buah Kering Berkualitas dengan Metode Pengeringan yang Inovatif

Membawa Pengalaman Unik Melalui Nanas Kering yang Sempurna

Dalam sudut ruangan yang tenang, seorang tamu terpukau oleh kehadiran nanas kering yang terhidang di meja. Rasa ingin tahu yang kuat mendorongnya untuk merasakan Ananas comosus tersebut. Setelah meyakinkan diri bahwa yang ada di depannya adalah buah-buahan kering yang luar biasa, dia berbisik, "Sempurna."

Bentuk dan warna nanas mini tersebut memang hampir identik dengan yang biasa dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar kota Mataram. Namun, "Kunci keistimewaannya terletak pada metode pengeringannya," ungkap Ahmad Muhaemin, Manajer Produksi dan Perencanaan Persediaan PT Indo Nature. Buah-buahan kering ini diproduksi oleh anak perusahaan Sampoema Agro di Lombok dan diminati oleh pasar Amerika dan Eropa.

Metode pengeringan yang digunakan adalah dengan mengeringkan buah-buahan seperti nanas, markisa, dan kakao dari dalam buah. Sedangkan untuk kawista, maja, dan mahoni yang memiliki bentuk yang unik, pengeringan dilakukan dari luar. Proses pengeringan dilakukan menggunakan asap panas yang mengalir melalui serangkaian cerobong pipa. Dengan cara ini, semua jenis buah-buahan, termasuk yang memiliki kadar air tinggi seperti belimbing, dapat dikeringkan. Bahkan beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabai juga mengalami proses pengeringan serupa.

Pentingnya kematangan nanas dalam proses pengeringan menjadi faktor utama. Nanas yang akan dikeringkan harus matang pohon dan memiliki kulit kuning cerah. Jika nanas masih muda, warnanya akan terlihat kusam dan berubah menjadi hitam setelah dikeringkan. Untuk memastikan kualitas nanas yang terbaik, PT Indo Nature langsung memburu buah ini dari kebun untuk menjaga kesegarannya. Meskipun jumlahnya terbatas, sebagian besar nanas yang diproses memiliki tingkat kematangan sekitar 3/4 bagian sudah kuning.

Setelah dipilih, nanas kemudian dicuci secara menyeluruh. Dengan menggunakan sikat halus, kutu putih yang menempel pada kulit nanas dibersihkan. Kemudian, tenaga kerja berkeahlian khusus di PT Indo Nature, yang didominasi oleh perempuan muda, memisahkan nanas berdasarkan ukurannya dan meletakkannya dalam wadah yang sesuai. Nanas kecil dengan panjang 7 cm, sedang dengan panjang 12 cm, dan besar dengan panjang 15 cm. Selanjutnya, wadah-wadah tersebut dibawa ke meja pemotongan.

Bagian ujung nanas dipotong setelah mahkotanya dilepas. Dengan menggunakan mesin yang dilengkapi mata bor berbentuk pisau, daging buah nanas dipisahkan dari kulitnya. Hasilnya adalah selongsong berketebalan 0,5 cm yang hanya berisi kulit nanas yang telah dikosongkan. Untuk mencegah keriput pada kulit nanas, sebuah gelas dimasukkan ke dalam selongsong nanas. Ukuran gelas harus sesuai dengan ukuran rongga nanas. Jika terlalu pas, kulit nanas dapat retak; namun jika terlalu longgar, kulit nanas akan mengkerut.

Nanas dengan gelas tersebut kemudian dikeringkan selama beberapa jam hingga bentuknya menjadi kaku. Setelah gelas dikeluarkan, buah nanas direndam dalam larutan asam sitrat selama 15 menit. "Tujuan perendaman ini adalah untuk meningkatkan daya tahan buah, sehingga buah nanas menjadi lebih awet dan terlindungi dari serangan serangga," ungkap Muhaemin, seorang ahli pertanian lulusan Universitas Mataram. Proses yang serupa juga diterapkan pada mahkota nanas.

Sebelum selesai diproses, buah nanas diaspap selama satu jam dengan suhu sekitar 40 hingga 50°C. Hal ini bertujuan untuk mencerahkan dan memberikan kilau pada kulit nanas. Mahkota nanas tidak diaspap, tetapi dicat dengan warna hijau kebiruan agar terlihat lebih segar. Begitu juga dengan buah-buah lainnya yang tidak membutuhkan keaslian warna kulit. Setelah direndam, buah-buah tersebut langsung dikeringkan.

"Proses pengeringan bisa memakan waktu hingga 24 jam, baik untuk pengeringan dari dalam maupun dari luar," jelas Muhaemin. Baginya, kualitas adalah hal yang paling penting dalam pengolahan buah-buahan kering. Namun, suhu yang tidak tepat dapat menyebabkan perubahan warna yang tidak diinginkan.

PT Indo Nature menggunakan uap panas sebagai metode pengeringan. Uap panas ini dihasilkan dari sebuah mesin berukuran sekitar 2 m x 6 m. Mesin ini adalah satu-satunya peralatan yang berat dan diperlukan dalam pembuatan buah kering. Kapasitas mesin tersebut bergantung pada ukuran buah dan proses pengeringan yang dilakukan, sehingga tidak dapat ditentukan dengan pasti.

Pengeringan dari dalam buah membutuhkan ruang yang cukup karena buah tidak dapat ditumpuk. Mereka ditempatkan dalam cerobong berdiameter 1,5 cm dengan tinggi 12,5 cm. Sementara itu, buah-buah yang dikeringkan dari luar diletakkan secara berlapis di antara cerobong. Dalam hal ini, lubang-lubang cerobong harus tetap terbuka agar uap panas dapat mengalir dan menguapkan air yang terdapat di kulit dan daging buah.

Setelah kulit nanas kering, mereka diisi dengan kertas rumput yang telah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil. Sisa potongan kulit dan mahkota yang juga telah dikeringkan kemudian direkatkan kembali menggunakan lem silika. "Tetapi perlu mencocokkan kulit dan potongan dengan seksama agar sambungan tidak terlihat jelas," tambah Muhaemin. Dengan demikian, nanas kering yang dihasilkan terlihat seperti nanas asli dan mampu menipu banyak orang ketika dipajang secara individu atau dikombinasikan dengan buah kering lainnya dalam satu wadah.

Dalam upaya PT Indo Nature untuk memproduksi nanas kering yang berkualitas, mereka menjaga kesegaran buah dengan memetiknya saat sudah matang pohon dan berkulit kuning cerah. Saat ini, perusahaan tersebut berburu langsung ke kebun nanas untuk memastikan kesegaran nanas yang digunakan dalam proses produksi. Namun, karena jumlah nanas yang tersedia terbatas, sebagian besar nanas yang digunakan masih berkulit kuning sebanyak 3/4. Untuk mencapai warna kuning yang merata, nanas diperam selama 2 hari sebelum diproses lebih lanjut.

Dalam proses produksi nanas kering ini, PT Indo Nature juga menerapkan pengawasan kualitas yang ketat. Suhu pengeringan harus dikontrol setiap hari agar sesuai dengan jenis buah yang sedang diproses. Setiap buah memiliki suhu ideal yang berbeda, termasuk nanas yang ideal pada rentang suhu 40 hingga 50°C. Percobaan berulang-ulang dilakukan untuk menentukan suhu yang tepat bagi setiap jenis buah yang akan dikeringkan.

Dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas, PT Indo Nature telah berhasil memproduksi nanas kering yang berkualitas tinggi dan diminati oleh pasar internasional, terutama Amerika dan Eropa. Perusahaan ini terus berinovasi dalam metode pengeringan buah untuk menghasilkan produk yang awet, lezat, dan menarik bagi konsumen. Dalam industri buah kering, PT Indo Nature telah menjadi pemain kunci dan terus berupaya memenuhi permintaan yang semakin meningkat di pasar global.

Dengan produksi buah kering yang berkualitas tinggi, PT Indo Nature telah berhasil membangun reputasi sebagai produsen terpercaya dalam industri ini. Keahlian mereka dalam pengolahan buah kering, khususnya nanas kering, menjadikan mereka sebagai pemimpin pasar dan pilihan utama bagi konsumen yang mencari produk berkualitas. Dalam beberapa tahun terakhir, PT Indo Nature telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan berencana untuk terus memperluas operasinya serta memperkenalkan produk-produk inovatif yang lebih beragam.

Dengan inovasi dan komitmen mereka terhadap kualitas, PT Indo Nature telah membawa manfaat ekonomi bagi petani lokal di Lombok dan juga memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Melalui kegiatan produksi buah kering, mereka tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk lokal, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat.

Pasar buah kering terus berkembang dan menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan buah kering, termasuk nanas kering, telah meningkat di pasar internasional. Konsumen semakin menyadari manfaat dan nilai gizi buah kering, serta mencari produk berkualitas tinggi yang dihasilkan dengan metode pengolahan yang inovatif. Dalam hal ini, PT Indo Nature telah sukses dalam memenuhi permintaan pasar dan menjadi pemimpin dalam industri ini.

Document last updated at: Senin, 5 Apr 2021