Sabtu, 20 Juli 2019

Mengintip Keseharian Hobiis kucing

Begitu pintu kandang dibuka, Dreamer menghambur menuju Chamreza. Pria berkumis itu menyodorkan tangan, kucing persia itu mendekat. Chamreza langsung menggendong satwa kesayangan itu, lalu diciumi berkali-kali. Yang dipegang menggeliat kegelian, “Meong…, meong…, meong….” Ayah 2 anak itu makin gemas melihat perilaku Dreamer. Kucing berbulu tebal itu diayun-ayunkan ke kanan-ke kiri layaknya menggendong bayi.

Setelah puas “bercanda” dengan Dreamer, Reza, panggilan akrab Chamreza mendatangi kucing lain. Dreamer hanya salah satu kucing kelangenannya. Masih ada 40 ekor kucing lain yang dipelihara. “Saya bisa seharian berada di tempat itu. Senang kalau bermain-main dengan kucing. Istri saya pun demikian. Anak-anak punya kucing kesayangan sendiri. Turn Turn selalu tidur bareng dengan Kiky—anak kedua,” katanya.

Maine Coon
Maine Coon

Kucing-kucing bermuka imut itu menghuni paviliun seluas 70 m2. Bangunan yang berada di belakang rumah itu dibagi dalam 4 ruangan, masing-masing dilengkapi pendingin. Ruangan untuk betina dan pejantan terpisah. Arena bermain menempati ruangan paling depan. Satu ruangan lagi digunakan untuk induk yang sedang beranak. Bahkan, “toilet” untuk tempat membuang kotoran didesain khusus.

Ketika budidayatani diajak masuk, ruangan tertata rapi dan bersih. Tak ada satu pun bulu kucing tercecer di lantai. Bulu-bulu kucing pun mengkilap dan mengembang. Kalau ada cairan kental di sekitar mata atau hidung buru-buru dibersihkan dengan kapas. Itu bukti keseriusan pemilik mengopeni satwa kesayangannya. Wajar, bila Reza harus mengeluarkan dana sekitar Rp150-juta untuk mewujudkan keinginannya itu.

Kucing Ras Berkualitas

Kecintaan Reza pada kucing lantaran tertular hobi sang istri, Endang Widyastuti. Sewaktu kecil ia sama sekali tak menyukai binatang itu. Bahkan, kalau ada kucing masuk rumah langsung ditendangnya. Namun, kejadian itu kini malahan sebaliknya. “Saya-lah yang paling demen sama kucing dibanding istri,” ucapnya.

Keinginan memelihara kucing sebenarnya sudah lama, tapi baru terwujud pada 1999. Itu semua karena faktor ekonomi. Ras persia dipilih lantaran keindahan bulu yang tebal dan bermuka pesek. Kucing pertamanya Abu dibeli dari petshop. Namun, kucing itu ternyata tidak sekualitas show.

Reza pun mencari kucing berkualitas ke penangkar di Bandung, Jawa Barat. Dari sana ia membawa Ica yang langsung meraih runner up kelas XLH ketika diikutkan kontes Mediterania Cup, Juni 2000. “Selama setahun ia kerap menjuarai kontes,” kata kelahiran Prabumulih, Sumatera Selatan, 1 Desember 1960 itu

Sejak menang di kontes itulah Reza semakin getol mencari kucing-kucing terbaik ke berbagai peternak di Jakarta dan Bandung. Satu per satu kucing dikoleksi. Bahkan, beberapa kucing diimpor. “Setiap minggu saya pasti jalan-jalan untuk mencari kucing. Harga nomor dua, yang penting kualitas. Sekali beli bisa 4 ekor, bahkan lebih,” katanya. Kegilaan membeli kucing hingga sekarang masih berlangsung.

Harga seekor kucing umur 2 bulan berkisar Rp5-juta—Rp 10-juta. Di antaranya Anastasia, Turn Turn, Pussy, Rendy, Kairo, Ruslan, Igoss, dan Arro. Mereka juga berprestasi di kontes. Predikat best in show kerap diraih. Itu terlihat dari puluhan piala yang berjejer rapi di buffet kecil yang terpajang di ruang depan.

Hobiis kucing

Demi kucing

Begitu kucing terkumpul cukup banyak, Reza pun mulai tertarik ke penangkaran. Namun, keinginan itu belum terlaksana lantaran tertimpa musibah. Hampir separuh koleksinya mati tanpa sebab. Memang saat itu ia belum mengetahui seluk-beluk perawatan kucing. Betapa tidak, satu kandang bisa diisi 2—3 ekor.

Kejadian itu tak menyurutkan minatnya. Ia belajar dari beberapa penangkar dan majalah luar negeri. Tak lama kemudian kucing yang tersisa mulai berproduksi. Keturunannya tak mengecewakan, terbukti menjuarai setiap kontes, seperti Micky dan Kairo.

Saking banyaknya kucing membuat Reza kewalahan. Tugas kantor kerap ditinggalkan. Sejak 2001 ia mengundurkan diri dari PT Bersaudara, perusahaan perdagangan alat-alat kesehatan. Reza ingin intensif merawat kucing.

Document last updated at: Sabtu, 20 Jul 2019