Selasa, 18 Juni 2019

Inovasi Agrikultur: Jambu Jamaika Makin Produktif dengan Pupuk Fermentasi Tuna

 Pohon-pohon jambu jamaika di kebun buah Warso Farm mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Terletak di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kebun tersebut menjadi saksi kemunculan buah-buah jambu jamaika yang melimpah. Tanaman yang berumur 5 tahun dengan tinggi rata-rata 8 meter kini dipenuhi dengan buah berwarna merah menyala. Uyung Buana Jayanto, penanggung jawab kebun, menghitung bahwa setiap pohon mampu menghasilkan 600 kg buah.

Hal ini menunjukkan peningkatan yang mencolok jika dibandingkan dengan produksi sebelumnya, yang hanya mencapai 100-150 kg per pohon dalam dua tahun sebelumnya. Biasanya, produktivitas jambu jamaika berumur 10 tahun hanya mencapai rata-rata 70 kg per pohon. Tanaman ini juga lebih rajin berbuah, dengan kemampuan maksimal berbuah hingga 2 kali dalam setahun.

Dibutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan dari proses pembungaan hingga buah bisa dipanen. Tanaman ini akan kembali berbunga jika mendapatkan suhu yang cukup panas setelah panen. Namun, jika musim hujan tiba setelah panen, kemungkinan munculnya bunga kecil akan berkurang. Namun, di kebun Warso Farm, tanaman jambu jamaika sudah bisa berbuah lagi hanya dalam waktu 3 bulan setelah panen. Ini menunjukkan produktivitas yang tinggi di kebun milik Suwarso Pawaka ini, karena pohon-pohon jambu jamaika "mengonsumsi" larutan pupuk yang mengandung ikan tuna.

Gambar jambu jamaika segar dengan warna merah menyala
Jambu Jamaika adalah buah segar yang terkenal dengan warna merah yang mencolok dan rasa manis yang lezat. Buah ini memberikan sensasi eksotis dan merupakan tambahan yang sempurna untuk hidangan penutup atau camilan yang menyegarkan.

Pupuk Fermentasi untuk Meningkatkan Produktivitas

Pupuk fermentasi memainkan peran penting dalam peningkatan produktivitas jambu jamaika. Pupuk ini terbuat dari 20 kg ikan tuna yang dimasukkan ke dalam drum berisi 200 liter air. Kemudian, ditambahkan 2 liter larutan mikroorganisme pengurai, dan diaduk hingga rata.

Drum ditutup rapat dan dibiarkan selama 3 pekan. Setelah 3 pekan, pupuk cair ini siap digunakan. Sebelum digunakan, pupuk tersebut diencerkan dengan menambahkan air. Untuk setiap liter pupuk cair, ditambahkan satu liter air.

Uyung menyemprotkan larutan pupuk fermentasi ikan tuna ini di bagian belakang daun tanaman. Menurutnya, daerah belakang daun ini memiliki stomata (mulut daun) yang berperan penting dalam proses penyerapan nutrisi. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00, karena stomata akan menutup setelah waktu tersebut, membuat penyemprotan menjadi tidak efektif.

Penyemprotan pupuk dilakukan dua minggu sekali saat bakal bunga mulai muncul hingga buah dipanen. Setelah panen, penyemprotan rutin dilakukan setiap minggu untuk mendorong terjadinya pembungaan kembali. Namun, Uyung menekankan bahwa perlakuan ini sebaiknya dilakukan pada tanaman yang sudah memasuki usia produksi (generatif), karena jika diterapkan pada tanaman muda, pertumbuhan tunas baru dapat terhenti. Selain pupuk fermentasi, Uyung juga memberikan pupuk kalium nitrat dan kapur dolomite untuk meningkatkan rasa manis buah dan mencegah bunga rontok.

Keunggulan Pupuk Fermentasi

Pupuk fermentasi memiliki keunggulan dalam meningkatkan produktivitas dan imunitas tanaman. Ide penggunaan pupuk fermentasi berasal dari kebiasaan Uyung menyiram seledri dengan air cucian ikan setiap hari. Hasilnya, tanaman seledri menjadi lebih sehat dan segar.

Uyung kemudian mulai mencari informasi tentang kandungan biokimia ikan laut. Berdasarkan literatur, ikan laut mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Dengan informasi tersebut, Uyung mengumpulkan ikan tuna dari dua restoran di Sukabumi, Jawa Barat.

Pupuk fermentasi ikan tuna terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas tanaman jambu jamaika. Kandungan fosfor yang tinggi dalam pupuk ini diduga merangsang pembungaan lebih cepat. Selain itu, pupuk ini mengandung hormon auksin asam indolasetat (IAA) yang dapat memicu pembungaan.

Ikan tongkol, salah satu jenis ikan yang digunakan dalam pupuk fermentasi, kaya akan protein dan asam amino triptopan, yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi auksin. Hormon auksin ini berperan penting dalam merangsang pembungaan tanaman.

Pupuk fermentasi ikan tuna juga memiliki keunggulan dalam meningkatkan imunitas tanaman. Lemak pada ikan membantu penyerapan senyawa penting bagi tanaman, sementara mikroorganisme tanah yang diberi pupuk ikan mampu bertahan pada suhu rendah dan menghasilkan nitrat. Nitrat ini menjadi sumber nitrogen yang dibutuhkan tanaman dalam proses fotosintesis.

Pupuk fermentasi ikan tuna juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting, seperti natrium, fosfor, kalium, besi, dan seng. Selain itu, pupuk ini juga kaya akan asam amino, Omega-3, dan selenium yang berperan dalam meningkatkan daya tahan tanaman.

Dalam pengalaman petani padi di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pupuk fermentasi ikan tuna telah terbukti efektif dalam mengatasi serangan wereng pada tanaman padi. Setelah tiga kali penyemprotan, pucuk tanaman yang rusak dapat tumbuh kembali dan akhirnya bisa dipanen. Di kebun Warso Farm, penggunaan pupuk ikan telah membuat jambu jamaika menjadi produktif dan menghasilkan buah dalam jumlah yang melimpah.

Drum pupuk fermentasi berisi bahan organik yang difermentasi untuk memperkaya tanah.
Drum pupuk fermentasi merupakan metode yang efektif untuk menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi melalui proses fermentasi bahan organik alami.

Kesimpulan dan Prospek

Penggunaan pupuk fermentasi ikan tuna dalam budidaya jambu jamaika memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan imunitas tanaman. Hasil dari kebun buah Warso Farm menunjukkan peningkatan signifikan dalam produksi jambu jamaika setelah penerapan pupuk ini.

Produktivitas pohon jambu jamaika dapat meningkat hingga 4 kali lipat, dengan pohon berusia 5 tahun mampu menghasilkan 600 kg buah. Selain itu, tanaman jambu jamaika juga lebih rajin berbuah dan memiliki siklus pembungaan yang lebih cepat.

Pupuk fermentasi ikan tuna memiliki komposisi yang kaya nutrisi dan merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu, pupuk ini juga memiliki efek positif terhadap imunitas tanaman, membantu penyerapan senyawa penting, dan meningkatkan produksi nitrat dalam tanah. Dengan kandungan unsur hara makro dan mikro yang lengkap, pupuk ini memberikan nutrisi yang seimbang bagi tanaman.

Mengingat keberhasilan penggunaan pupuk fermentasi ikan tuna pada jambu jamaika, teknik ini juga berpotensi diterapkan pada tanaman lainnya. Pupuk fermentasi dapat menjadi alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam meningkatkan produktivitas pertanian serta mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.

Dengan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, penerapan pupuk fermentasi dalam pertanian dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hasil panen dan menjaga kelestarian lingkungan.

Document last updated at: Selasa, 18 Jun 2019