Rabu, 28 April 2021

Inovasi Canggih: Proses Pengemasan Buah di Israel Menggunakan Teknologi Komputer, Meningkatkan Efisiensi dan Kebersihan

Nun di Bukit Naftali, Israel, wartawan Trubus, Sardi Duryatmo, menyaksikan proses pengemasan buah yang lebih canggih di Kibbutz Iftach. Dengan menggunakan sistem komputer, proses pengemasan buah menjadi lebih singkat dan efisien. Boks-boks berukuran 2 m x 1,5 m x 1 m diisi dengan apel menggunakan forklift dan kemudian dituangkan ke dalam bak berair dengan kedalaman 50 cm.

Apel-apel tersebut kemudian dicuci secara mekanis sebelum disortir. Apel berkualitas baik tanpa luka akan terus berjalan di lorong berair sepanjang 10 m, sedangkan apel berkualitas jelek langsung dibuang ke keranjang sampah. Proses pencucian dilakukan sebanyak 3 kali untuk memastikan kebersihan buah yang sempurna.

Setelah proses pengeringan, apel-apel tersebut dikemas dalam boks putih berkapasitas 7 kg dan siap diekspor ke negara-negara di Timur Tengah dan Eropa.

packing kemasan buah untuk ekspor


Penggunaan Boks Kardus Berflute untuk Menjaga Keamanan Buah Selama Perjalanan

Kemasan buah pisang di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, dan apel di Kibbutz Iftach, Israel, sama-sama menggunakan boks kardus berflute. Menurut Adrian Arditiar, anggota Customer Service Team PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang Mill, Banten, penggunaan boks kardus berflute memberikan perlindungan yang baik untuk buah selama perjalanan, dengan tingkat kerusakan hanya sebesar 10%.

Kardus buah umumnya memiliki lubang dan bagian terbuka untuk memungkinkan buah bernapas. Hal ini memastikan sirkulasi udara yang baik dan menjaga kualitas buah agar tetap segar. Selain itu, boks buah juga berfungsi sebagai wadah pajang, yang dapat mencegah kerusakan buah akibat pemindahan wadah. Contohnya, boks apel yang digunakan di Kibbutz Iftach memiliki desain yang mengutamakan kemudahan dalam penanganan dan penjualan langsung tanpa perlu pemindahan wadah.

Kemasan yang Sesuai dengan Karakteristik Buah

Pada umumnya, bentuk boks disesuaikan dengan karakteristik dan ukuran buah yang akan dikemas. Misalnya, stroberi dikemas dalam KKG (Kotak Karton Gelombang) berukuran kecil yang mampu menampung 4 kg buah. Kemasan tersebut terdiri dari 2 lapisan kardus dengan jarak antara lapisan dalam dan luar sebesar 1 cm, sehingga memberikan ketebalan yang lebih baik dan perlindungan dari benturan. Di sisi lain, melon dimasukkan dalam KKG yang lebih besar dengan kapasitas 12 kg.

Dalam kotak kardus bergelombang, buah-buahan disusun rapi satu per satu dengan cara diberdirikan. Jika buah-buahan ingin ditumpuk, antara buah-buahan diletakkan fruit tray yang sesuai dengan bentuk dan jenis buah, seperti yang diproduksi oleh PUAS Molded Pulp Products di Medan. Fruit tray ini memberikan perlindungan tambahan dan mencegah buah saling bersentuhan yang dapat menyebabkan kerusakan selama perjalanan.

Perhatian yang Masih Kurang di Indonesia

Sayangnya, kebutuhan akan kemasan yang sesuai dengan jenis buah masih belum banyak mendapat perhatian dari pekebun dan pedagang di Indonesia. Selama ini, kemasan buah hanya berfungsi sebagai alat angkut tanpa memperhatikan bentuk dan karakteristik setiap jenis buah. Penggunaan kemasan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko kerusakan buah selama perjalanan.

Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Boks Kardus Berflute dalam Pengemasan Buah

Penggunaan boks kardus berflute dalam pengemasan buah memiliki beberapa keunggulan yang signifikan. Pertama, boks kardus berflute memberikan perlindungan yang baik terhadap buah selama perjalanan. Dengan struktur berflute yang terdiri dari lapisan-lapisan kertas bertekstur berongga, boks tersebut dapat menyerap benturan dan guncangan yang mungkin terjadi selama transportasi. Hal ini membantu mengurangi risiko kerusakan buah dan menjaga kualitas serta kesegaran buah selama perjalanan jauh.

Selain perlindungan fisik, boks kardus berflute juga memiliki sirkulasi udara yang baik. Kehadiran lubang-lubang pada kardus memungkinkan buah bernapas dan mempertahankan kelembapan yang tepat. Sirkulasi udara yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas buah dan mencegah pembusukan yang disebabkan oleh kelembaban yang berlebihan.

Namun, penggunaan boks kardus berflute juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, bahan kardus tidak tahan terhadap kelembaban. Jika boks kemasan terkena air atau kondisi lingkungan lembap, kualitas dan kekuatan boks tersebut dapat terpengaruh. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada buah selama perjalanan.

Selain itu, penggunaan boks kardus berflute juga membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup besar. Boks berflute biasanya lebih tebal dan lebih berat dibandingkan dengan boks kardus biasa. Oleh karena itu, volume yang dibutuhkan untuk menyimpan dan mengangkut boks kardus berflute dapat lebih besar. Hal ini dapat mempengaruhi efisiensi pengiriman dan biaya logistik secara keseluruhan.

Keunggulan dan Kelemahan Kemasan Berbasis KKG dalam Pengemasan Buah

Kemasan berbasis KKG (Kotak Karton Gelombang) juga memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu dalam pengemasan buah. Salah satu keunggulan utamanya adalah keberlanjutan lingkungan. KKG umumnya terbuat dari bahan daur ulang seperti limbah kertas. Penggunaan kemasan berbasis KKG membantu mengurangi penggunaan bahan plastik sekali pakai dan mendukung upaya perlindungan lingkungan yang lebih baik.

Selain itu, kemasan berbasis KKG dapat disesuaikan dengan karakteristik dan ukuran buah yang akan dikemas. Hal ini memungkinkan penggunaan ruang yang lebih efisien dan meminimalkan risiko kerusakan selama perjalanan. KKG juga dapat dilengkapi dengan fruit tray yang memberikan perlindungan tambahan dan memisahkan buah-buahan agar tidak saling bersentuhan.

Namun, kelemahan penggunaan kemasan berbasis KKG adalah ketahanan terhadap kelembaban. KKG umumnya tidak tahan terhadap air atau kondisi lingkungan lembap. Jika terkena kelembaban yang tinggi, kemasan tersebut dapat mengalami deformasi atau penurunan kekuatan. Oleh karena itu, penggunaan kemasan berbasis KKG harus dipertimbangkan dengan baik tergantung pada jenis buah yang akan dikemas dan kondisi lingkungan saat transportasi.

Selain itu, penggunaan kemasan berbasis KKG juga mungkin memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemasan tradisional. Proses pembuatan KKG yang melibatkan pengolahan limbah kertas menjadi kemasan yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan dapat memerlukan teknologi dan peralatan tambahan. Hal ini dapat mempengaruhi biaya produksi dan kemungkinan menghasilkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.

Tren dan Inovasi Terbaru dalam Industri Pengemasan Buah

Industri pengemasan buah terus mengalami tren dan inovasi yang menarik. Beberapa tren dan inovasi terbaru yang dapat diamati meliputi:

  1. Penggunaan kemasan berbasis biomaterial: Adanya kepedulian yang meningkat terhadap lingkungan telah mendorong pengembangan kemasan berbasis biomaterial atau bahan ramah lingkungan lainnya. Misalnya, penggunaan kemasan yang terbuat dari bahan-bahan seperti pati jagung, rumput laut, atau serat tanaman dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dan dapat didaur ulang.
  2. Teknologi pemantauan dan pelacakan: Penggunaan teknologi pemantauan dan pelacakan dalam kemasan buah menjadi tren yang semakin berkembang. Teknologi seperti sensor suhu, kelembaban, dan gas dapat digunakan untuk memantau kondisi buah selama perjalanan. Hal ini membantu menjaga kualitas buah dan meminimalkan risiko kerusakan.
  3. Kemasan berbasis desain fungsional: Desain kemasan yang fungsional dan inovatif juga menjadi tren yang terus berkembang. Misalnya, kemasan yang dapat dengan mudah dibuka, ditutup kembali, atau dipisah-pisahkan untuk mengurangi limbah plastik. Desain seperti ini membantu meningkatkan kenyamanan penggunaan dan pengalaman konsumen.
  4. Kemasan yang mendorong pengurangan limbah: Selain bahan kemasan yang ramah lingkungan, pengembangan kemasan yang dapat mendorong pengurangan limbah juga menjadi fokus utama. Misalnya, kemasan yang dirancang ulang dengan ukuran yang lebih sesuai atau dengan kompartemen terpisah untuk buah yang matang dan belum matang, dapat membantu mengurangi pembusukan dan limbah makanan.

Dengan terus berinovasi dalam pengemasan buah, industri ini berupaya untuk menghadirkan solusi yang lebih efisien, berkelanjutan, dan melindungi kualitas buah selama transportasi, sehingga memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat.

Keuntungan Lain dari Penggunaan KKG

Selain memberikan perlindungan yang baik untuk buah, penggunaan KKG juga memiliki keuntungan dalam hal keberlanjutan lingkungan. KKG umumnya terbuat dari limbah kertas dan dapat didaur ulang. Contohnya, PT Indah Kiat Pulp and Paper Serang Mill memproduksi kardus buah yang diekspor ke Australia, sedangkan PUAS Molded Pulp Products mengekspor fruit tray ke Korea Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk kemasan buah berbasis KKG asal Indonesia diminati oleh konsumen luar negeri.

Beberapa produsen buah besar di Indonesia, seperti PT Masindo Mitra Mandiri dan PT Sewu Segar Nusantara, sudah mulai menggunakan kotak kardus bergelombang (KKG) untuk mengemas mangga, manggis, rambutan, dan pisang, baik untuk pasar ekspor maupun dalam negeri. Dengan penggunaan KKG, buah dapat tetap aman selama transportasi dan memiliki tampilan yang lebih eksklusif di pasar domestik maupun internasional.

Penutup

Dengan adanya inovasi dalam pengemasan buah, seperti penggunaan boks kardus berflute dan pengemasan yang sesuai dengan karakteristik buah, proses pengemasan buah telah menjadi lebih canggih dan efisien. Kemasan buah yang aman dan menarik dapat mempertahankan kualitas buah selama perjalanan, serta meningkatkan daya tariknya sebagai produk yang eksklusif.

Penggunaan boks kardus berflute memberikan perlindungan yang baik terhadap buah, dengan tingkat kerusakan yang rendah selama transportasi. Selain itu, kemasan ini juga memungkinkan sirkulasi udara yang baik, menjaga kebersihan buah, dan mencegah buah mudah busuk.

Kemasan buah yang sesuai dengan karakteristik dan ukuran buah juga memberikan manfaat yang signifikan. Buah-buahan dikemas dengan hati-hati dalam boks yang disesuaikan dengan bentuk dan jenis buah, menjaga buah agar tetap utuh dan tidak rusak selama perjalanan. Hal ini tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga memudahkan proses penghitungan jumlah buah.

Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya pengemasan yang sesuai dengan jenis buah masih perlu ditingkatkan. Dengan adanya perhatian yang lebih terhadap kemasan buah, bukan hanya keamanan buah yang terjaga, tetapi juga tampilan yang lebih menarik dan eksklusif. Dalam hal ini, penggunaan Kotak Karton Gelombang (KKG) yang ramah lingkungan juga memberikan nilai tambah yang positif.

Dalam pasar yang semakin kompetitif, penting bagi produsen buah untuk memperhatikan kemasan sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan. Pengemasan yang baik dan sesuai dengan karakteristik buah akan meningkatkan daya tarik produk dan memberikan nilai tambah yang signifikan. Dengan demikian, pengemasan buah yang cantik dan ekonomis menjadi salah satu faktor kunci dalam memenangkan persaingan pasar buah yang semakin ketat.

Document last updated at: Rabu, 28 Apr 2021