Sabtu, 09 Oktober 2021

Keajaiban Buah Loquat: Merasakan Kelezatan Rasa Manis Asam dari Cina hingga Jepang

Mengenal Varian Buah Loquat, Tradisi Minum Teh yang Menggoda, dan Keajaiban Pengobatannya

Berawal dari pengalaman tak terlupakan di Cina dan Jepang, Vincent Edi Jasin terpesona oleh kelezatan buah Loquat yang memiliki rasa manis asam dan aroma yang tajam. Ia pun merasa terinspirasi untuk membawa buah ini pulang ke tanah air dan membagikan pengalaman uniknya kepada masyarakat Indonesia.

Loquat, juga dikenal sebagai Eriobotrya, merupakan buah yang pertama kali ditemui oleh Vincent di Cina. Di tengah suasana santai saat menyeruput teh, mereka mengupas kulit buah dengan warna kuning oranye yang menggoda. Dalam sekejap, daging buah kuning dan lembut berukuran seperti pinang tersebut langsung meleleh di mulut, memberikan sensasi menyegarkan yang tak terlupakan.

Perjalanan pengenalan Vincent dengan loquat berlanjut ke Jepang. Di sebuah toko buah di Tokyo, ia melihat kotak kecil berisi enam buah loquat yang diatur dengan rapi. Buah-buah tersebut memiliki warna kuning kemerahan yang sangat menggugah selera. Saat dikupas, tetesan air segar segera membasahi tangan Vincent.

Di Jepang, loquat juga dikenal dengan sebutan "biwa". Di sini, buah loquat memiliki rasa manis tanpa keasaman yang khas. Namun, Vincent lebih menyukai loquat dari Cina karena kesegarannya yang lebih terasa dan memberikan kesan yang lebih kuat.

Melihat potensi yang menjanjikan dari buah loquat, Vincent memutuskan untuk membawanya pulang ke tanah air. Ia menukarkan lima pohon buah naga merah miliknya dengan loquat dari seorang sahabat di Kalifornia. Sayangnya, lima pohon loquat tersebut tidak dapat bertahan di ketinggian 350 meter di Wonosalam, Jombang. Hanya tiga pohon yang berhasil bertahan, dan akhirnya dipindahkan ke Claket, Trawas, Mojokerto, pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.

Dalam waktu kurang dari satu tahun, tanaman loquat di kaki Gunung Arjuna mulai berbunga meskipun tingginya hanya mencapai 50 hingga 70 sentimeter. Vincent berharap pada akhir tahun ini ia bisa memanen buah loquat yang telah ia tanam dengan penuh harapan dan dedikasi.

Loquat memiliki sejarah panjang yang bermula di Cina, tempat asalnya. Di lembah Sungai Daduhe, masyarakat sejak zaman kuno telah menanam dan memanfaatkan loquat sebagai sumber makanan dan obat-obatan. Kemudian, buah ini menyebar ke Jepang pada abad ke-8 Masehi melalui Korea. Di Jepang, loquat dikenal sebagai "Biwa" dan telah menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi Jepang.

Buah loquat dapat tumbuh subur di berbagai negara seperti Cina, Jepang, Kalifornia, Jerman, Spanyol, dan bahkan Indonesia. Varietas buah ini memiliki karakteristik yang beragam, mulai dari rasa manis yang lembut hingga rasa asam yang lebih tajam. Karena keindahan dan kelezatannya yang menarik, loquat sering digunakan sebagai penghias halaman rumah.

Tak hanya itu, minum teh dengan tambahan irisan loquat telah menjadi tradisi yang populer di Cina dan Jepang. Menggabungkan sensasi rasa manis asam dari loquat dengan kenikmatan meminum teh menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi pecinta teh di seluruh dunia.

Selain sebagai hidangan nikmat, loquat juga memiliki manfaat dalam pengobatan tradisional. Di Cina, loquat digunakan untuk meredakan batuk dan gangguan pernapasan. Di Jepang, loquat dikenal sebagai "plum Jepang" dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan batuk, pilek, dan masalah pencernaan.

Penutup

Untuk lebih mengenal keajaiban buah loquat, penting untuk menyebarkan informasi mengenai manfaat dan keunikan buah ini kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan informasi sejarah dan budaya yang terkait dengan loquat, kita dapat membantu orang-orang untuk memahami nilai dan kelezatan buah ini.

Melalui upaya penanaman dan penyebaran loquat di berbagai daerah, kita dapat memperkaya keanekaragaman buah-buahan lokal serta memberikan alternatif buah yang lezat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Document last updated at: Sabtu, 9 Okt 2021