Rabu, 31 Maret 2021

Tomat Liar Solusi Cepat Kendalikan Nematoda Sista Emas pada Kentang

Prahara nematoda sista emas yang merusak tanaman kentang kembali mengancam pertanian Indonesia. Serangan ini telah meluas ke beberapa wilayah seperti Bumiaji, Kotamadya Batu, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara, mengakibatkan kerugian yang signifikan. Namun, ada kabar baik dari Belanda yang bisa memberikan secercah harapan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Wageningen, Belanda, menemukan solusi efektif dalam pengendalian nematoda sista emas dengan menggunakan tomat liar (Solanum sisymbriifolium). Dalam riset yang berjudul "Solanum Sisymbriifolium (Lam.): A Trap Crop for Potato Cyst Nematodes" yang diterbitkan pada tahun 2005, Jan Vos Timmermans dan Bart Timmermans menunjukkan bahwa tomat liar dapat melindungi tanaman kentang dari serangan nematoda sista emas.

Penelitian ini menemukan bahwa tomat liar mampu mempercepat penetasan telur nematoda, tetapi saat tanaman ini tumbuh dan menggerogoti akarnya, siklus hidup nematoda terputus. Meskipun mekanisme kematian nematoda setelah mengkonsumsi tomat liar masih belum sepenuhnya dipahami, penelitian ini memberikan harapan baru dalam mengatasi serangan nematoda sista emas yang menyebabkan kegagalan pembentukan umbi kentang.

Tomat liar Solanum sisymbriifolium memiliki keunggulan sebagai perisai alami dalam pengendalian nematoda sista emas. Ketika nematoda betina mati, ratusan telur dapat tetap aktif dalam masa dorman hingga menetas setelah ada kontak dengan akar tanaman kentang atau inang lainnya.

Akar tomat liar dan kentang mengeluarkan eksudat yang merangsang penetasan telur nematoda. Dengan memanfaatkan sifat ini, penanaman tomat liar setelah panen dan menjelang penanaman kentang dapat membantu mengendalikan populasi nematoda sista emas yang tersisa.

Akar tanaman yang terinfeksi cacing emas
Infestasi cacing emas dapat menyebabkan kerusakan pada akar tanaman, mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan.

Pengujian dan Keberhasilan Penanaman Tomat Liar di Belanda

Sejumlah produsen benih di Belanda saat ini sedang menguji coba budidaya tomat liar di ratusan hektar lahan. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan dan terbukti tidak mengganggu produktivitas kentang. Penggunaan tomat liar sangat dianjurkan karena penggunaan nematisida malah dapat membuat nematoda menjadi resisten.

Ide penggunaan anggota famili Solanaceae seperti tomat liar ini diilhami oleh peneliti Belanda, Klaas Scholte, yang sebelumnya telah menguji coba lebih dari 100 spesies anggota famili kentang-kentangan. Beberapa spesies ini telah terbukti resisten terhadap serangan nematoda. Tomat liar (Solanum sisymbriifolium) adalah tanaman tahunan dengan tinggi mencapai 1,5 meter.

Daunnya memanjang hingga 15 cm, sedangkan bunga putih-biru berdiameter sekitar 30 mm. Buahnya berwarna merah menyala dengan garis tengah antara 10 hingga 20 mm. Tanaman ini juga telah diuji dengan sukses sebagai tanaman sambungan dengan terung varietas sufala, singnath, dan kazla yang tahan terhadap serangan nematoda. Sayangnya, kelebihan ini tidak diwariskan pada keturunannya.

Implikasi dan Dampak Penggunaan Tomat Liar dalam Pengendalian Nematoda Sista Emas

Menurut Dr. Widjaja W. Hadisoeganda, seorang ahli pertanian yang menemukan nematoda sista emas pertama di Indonesia, tomat liar memang sudah terbukti resisten terhadap serangan nematoda sista emas. Namun, ia juga menyoroti kemungkinan adanya perubahan pada jenis nematoda sista emas yang ada di Indonesia.

Granola, sebuah varietas kentang yang dulunya tahan terhadap nematoda sista emas, saat ini tidak lagi menunjukkan resistensi yang sama. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ada rekayasa genetik yang terjadi pada tanaman tersebut.

Produsen kentang di Belanda diduga sedang melakukan upaya untuk menyisipkan gen Solanum sisymbriifolium ke dalam varietas granola. Dengan demikian, diharapkan populasi nematoda sista emas dapat dikendalikan dengan lebih efektif, menghindari kerugian yang disebabkan oleh serangan hama ini.

Tanaman kentang yang terserang cacing emas
Tanaman kentang yang terinfeksi cacing emas, sebuah hama yang dapat merusak hasil panen dan mengancam pertanian.

Kesimpulan dan Tindakan Lanjutan

Penemuan ini memberikan harapan baru dalam pengendalian serangan nematoda sista emas pada tanaman kentang. Dengan menggunakan tomat liar Solanum sisymbriifolium sebagai perisai alami, petani dapat mengurangi kerugian yang disebabkan oleh hama ini.

Penanaman tomat liar setelah panen dan menjelang penanaman kentang dapat mengendalikan populasi nematoda sista emas yang tersisa. Sejumlah produsen benih di Belanda sedang menguji coba budidaya tomat liar dalam skala besar, dengan harapan dapat memberikan solusi efektif dalam menghadapi serangan nematoda sista emas.

Penggunaan tomat liar juga dapat mengurangi ketergantungan pada penggunaan nematisida yang tidak efektif dan berpotensi menyebabkan resistensi pada hama. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara menyeluruh mekanisme kerja tomat liar dalam mengendalikan nematoda sista emas dan dampaknya pada lingkungan dan tanaman lainnya.

Dalam menghadapi tantangan serangan hama pada tanaman pertanian, upaya pengendalian yang berkelanjutan dan inovatif seperti penggunaan tomat liar perlu terus diupayakan. Dukungan dari para petani, peneliti, dan pemerintah sangat diperlukan untuk memperluas pengetahuan dan implementasi praktik pengendalian hama yang ramah lingkungan.

Sumber:

Vos, J., & Timmermans, B. G. H. (2005). Solanum Sisymbriifolium (Lam.): A Trap Crop for Potato Cyst Nematodes. Retrieved from https://library.wur.nl/WebQuery/wurpubs/341521
Hadisoeganda, A. W. W. (n.d.). Nematoda Sista Kentang: Kerugian, Deteksi, Biogeografi, Dan Pengendalian Nematoda Terpadu. Retrieved from https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=174018

Document last updated at: Selasa, 30 Mar 2021