Rabu, 26 Juni 2019

Penyortiran Kualitas Bibit Kentang Untuk Menghindari Penyakit DanKerugian

Kentang tak lolos sortir dijadikan bibit. Akibatnya, produktivitas granola hanya belasan ton per ha. Itulah sebabnya, mengetahui kentang yang tak layak tanam, menjadi kunci utama pekebun. Ir Wildan Mustofa, pekebun di Pangalengan, Bandung Selatan, membuktikan. Ia memanen granola minimal 25 ton per ha.

Banyak pekebun tak mempedulikan kualitas bibit. Sehabis panen mereka memilih kentang berukuran besar dan berkualitas untuk dilempar ke pasar sebagai kentang konsumsi. Sisanya baru dipilih lagi untuk bibit di musim tanam berikutnya. “Kalau begitu, gampang cari yang sakit dibanding yang sehat,” ujar Wildan mengomentari pekebun yang melakukan hal itu.

Alumnus Jurusan Tanah Institut Pertanian Bogor itu mengatakan, idealnya pekebun mempunyai kebun pembibitan sendiri yang steril. Bila rata-rata pekebun punya luas 5 ha, harus disediakan minimal 0,5 ha untuk pembibitan. Itu perlu dilakukan agar tanaman kentang bebas hama, penyakit, dan kerusakan mekanis. Umbi yang dihasilkan pun layak untuk ditanam kembali.

Kudis Pada Kentang

Namun, Wildan mentolerir pekebun tanpa kebun pembibitan khusus asalkan selektif memilih bibit dan bukan kentang tak lolos sortir. Berikut ini ciri-ciri umbi tak layak jadi bibit:

1. Busuk cokelat

Penyebabnya bakteri Ralstonia solanacearum. Bibit yang menggunakan umbi seperti ini akan mati muda. Bahkan dapat hancur sebelum tanaman muncul ke permukaan tanah. Dapat juga terjadi infeksi laten pada areal bersuhu rendah. Umbi ini dihasilkan dari tanaman yang sebelumnya mengalami kelayuan.

Busuk cokelat
Busuk cokelat

2. Busuk lunak

Biang keladi busuk lunak adalah Erwinia sp. Umbi yang ditanam tak selalu memunculkan tanaman sakit. Soalnya ia termasuk patogen lemah. Namun, bila lingkungan mendukung berkembangnya bakteri ini mengakibatkan tanaman kerdil, daun menguning, dan menggulung ke atas.

Hawar daun
Hawar daun

3. Kudis

Streptomyces scabies pemicu munculnya common scubb alias kudis di permukaan umbi. Bila umbi terserang ditanam, tak mempengaruhi produksi. Namun, hasil panen mempengaruhi kualitas umbi, seperti kudisan.

4. Hawar ubi

Penyebabnya Phytophthora infestans. Di lingkungan bersuhu rendah, berembun, dan hujan, penyakit ini cepat berkembang. Tak akan muncul bila kondisi tidak memungkinkan cendawan berkembang.

5. Kudislak

Akibat serangan Rhizoctonia solani produksi turun 50%. Bila umbi terserang ditanam di lingkungan yang cocok dengan cendawan, muncul penyakit kaki hitam.

Kudislak
Kudislak

6. Busuk keping

Bila kondisi tanaman menguntungkan patogen, penanaman umbi ini menyebabkan busuk. Tanaman lemah, bahkan gagal tumbuh. Semua itu disebabkan oleh Fusarium sp.

8. Penggerek ubi

Umbi seperti ini sangat berbahaya ditanam pada musim kemarau. Penyakit tak berkembang bila umbi ditanam pada musim hujan.

Penggerek ubi
Penggerek ubi

8. Nematoda bintil akar

Tanaman kentang asal umbi ini mudah ditulari bakteri layu dan layu verticillium. Dampaknya produksi turun drastis.

 

Nematoda bintil akar
Nematoda bintil akar

9. Kerusakan mekanis
Biasa disebabkan karena umbi tergores cangkul saat panen. Lapisan yang rusak mudah diinfeksi penyakit lain, seperti busuk lunak.

Kerusakan mekanis
Kerusakan mekanis

10. Pertumbuhan sekunder

Terjadi karena gangguan fisiologis. Belum diketahui pengaruhnya terhadap produksi bila menggunakan bibit seperti ini.

Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder

11. Menghijau (Greening)

Umbi menghijau disebabkan terjemur. Dikhawatirkan tertular penyakit tubber moth.

Document last updated at: Rabu, 26 Jun 2019