Rabu, 07 April 2021

Pola Kemitraan Antara Perusahaan dan Petani: Menjamin Kontinuitas Pasokan dan Kualitas Bahan Baku

Mengintip Perubahan Adas dari Liar ke Tanaman Berharga

Dahulu kala, adas hanyalah tanaman liar di pinggir kebun sayuran. Namun, sejak beberapa waktu lalu, tanaman ini menjadi lebih berharga, dengan harga mencapai Rp8.000/kg. Perusahaan jamu tertentu berperan sebagai mitra yang membeli hasil panen adas secara khusus. Sistem kemitraan seperti ini telah memberikan manfaat yang signifikan bagi petani seperti Prasetyo dari Desa Banaran, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Bersama dengan perusahaan jamu Sidomuncul, Prasetyo kini berkebun adas secara terencana.

kemitraan petani pepaya dengan perusahaan besar

Keuntungan Pola Kemitraan Bagi Pekebun Tanaman Obat

Pola kemitraan antara perusahaan jamu dan pekebun juga tampak di berbagai komoditas lain seperti kapulaga, temulawak, bangle, greges otot, katuk, daun ungu, dan jati belanda. Seiring dengan jaminan pasar dari perusahaan, petani mitra semakin bersemangat mengembangkan berbagai jenis tanaman obat. Di kawasan Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU), seperti beberapa kecamatan di Boyolali, Kendal, Tawangmangu, Wonogiri, dan Kabupaten Semarang, pola kemitraan semakin terjalin dengan ratusan petani.

Kontinuitas Pasokan dan Kualitas Bahan Baku yang Terjamin

Dalam pola kemitraan ini, kontinuitas pasokan dan kualitas bahan baku menjadi prioritas utama. Ir. Bambang Supartoko dari Sidomuncul menjelaskan bahwa pola ini dilakukan untuk menghindari bahan baku yang tidak sesuai standar. Melalui kemitraan ini, perusahaan juga dapat memastikan bahwa bahan baku yang diberikan oleh petani mitra adalah bahan baku berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan pabrik.

Komoditas Utama Pekebun Mitra: Jahe, Kencur, Temulawak, dan Lainnya

Bermitra dengan pekebun juga membuka peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan komoditas utama seperti jahe, kencur, temulawak, lengkuas, kunyit, dan sejumlah tanaman obat lainnya. Meskipun beberapa komoditas ini cukup sulit ditemukan karena dibutuhkan dalam jumlah besar oleh pabrik, namun pola kemitraan ini telah memungkinkan perusahaan mendapatkan pasokan yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, pengembangan tanaman obat lain seperti purwoceng, kayu angin, greges otot, pulepandak, daun ungu, dan jati belanda juga diusulkan untuk lebih ditingkatkan.

Keuntungan Bagi Perusahaan dan Petani

Pola kemitraan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Perusahaan seperti Sidomuncul, Indofarma, dan PT Martina Bertho mendapatkan pasokan bahan baku yang sesuai standar dan berkualitas. Dalam pola ini, perusahaan membina dan mengarahkan petani untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar pabrik. Hasil panen yang telah diseleksi kemudian dikirim ke perusahaan.

Sementara itu, petani mitra juga mendapatkan manfaat signifikan. Mereka mendapatkan jaminan pasar untuk hasil panen mereka, harga yang lebih baik dibanding tengkulak, dan bantuan dalam bentuk bibit serta modal kerja dari perusahaan. Pola kemitraan ini juga memberikan petani akses ke pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan tanaman obat secara efisien.

Tantangan dalam Pola Kemitraan

Namun, menjadi mitra perusahaan juga tidak mudah bagi para petani. Tidak semua pekebun dapat menjadi mitra, karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman obat yang cocok. Selain itu, sistem pembayaran yang memungkinkan pabrik membayar panen pekebun dengan cicilan dalam waktu 4 bulan ke belakang menjadi tantangan tersendiri bagi petani.

Langkah Ke Depan

Pola kemitraan antara perusahaan dan petani di industri pertanian memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Untuk itu, langkah-langkah untuk memperluas kemitraan ini perlu terus diupayakan. Pendekatan kolaboratif dengan institusi terkait seperti BPTO Tawangmangu, IPB, dan Balittro Bogor telah membantu memperkuat kemitraan dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan teknologi bagi para petani.

Dengan terus memperluas jaringan kemitraan, perusahaan dapat memastikan pasokan bahan baku yang stabil dan berkualitas tinggi, sementara petani dapat meningkatkan penghasilan dan pengetahuan mereka dalam budidaya tanaman obat. Melalui kemitraan yang berkesinambungan dan berlandaskan pada kepercayaan, industri pertanian dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.

Penutup

Dalam dunia pertanian, pola kemitraan antara perusahaan dan petani membawa perubahan positif yang signifikan. Dulu tanaman liar, kini adas menjadi tanaman berharga berkat pola kemitraan ini. Dengan menjamin kontinuitas pasokan dan kualitas bahan baku, industri jamu dan kosmetika alami dapat terus berkembang. Para petani juga menjadi lebih terampil dan efisien dalam budidaya tanaman obat.

Melalui langkah-langkah kolaboratif dan pembinaan yang terus dilakukan, kemitraan ini dapat diperluas untuk mencakup lebih banyak petani dan komoditas. Dengan begitu, industri pertanian dan kesejahteraan petani bisa semakin ditingkatkan. Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik melalui kemitraan yang solid dan berkelanjutan.

Anda juga dapat turut berperan dalam mendukung kemitraan antara perusahaan dan petani dalam industri pertanian. Bagikan informasi ini kepada orang lain, terutama kepada petani yang membutuhkan akses ke pasar dan pengetahuan dalam budidaya tanaman obat. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik bagi pertanian Indonesia.

Document last updated at: Rabu, 7 Apr 2021