Minggu, 04 April 2021

Potensi Pertanian Solok Menanti Pengembangan yang Lebih Optimal

Solok, kabupaten terluas ke-3 di Sumatera Barat, memiliki potensi yang tak hanya terbatas pada beras solok yang terkenal. Daerah ini juga kaya dengan beragam buah-buahan, seperti markisa manis yang telah berhasil menembus pasar swalayan di kota-kota besar, serta alpukat unggul yang sedang dikembangkan secara besar-besaran. Selain itu, Solok juga memiliki potensi dalam sektor sayuran, perikanan, peternakan, dan perkebunan. Kabupaten ini menawarkan peluang bagi para investor untuk menanamkan modal mereka.

landskap pertanian di solok


Topografi Solok yang terdiri dari dataran, bukit, dan pegunungan dengan ketinggian antara 280 hingga 2.100 meter di atas permukaan laut memungkinkan pengembangan berbagai komoditas pertanian. Keberadaan topografi yang berbukit juga menyebabkan Solok memiliki banyak sungai sebagai sumber air untuk mendukung kegiatan pertanian. Perekonomian kabupaten ini, yang memiliki populasi sebanyak 474.757 jiwa, didasarkan pada sektor pertanian.

Beras solok merupakan salah satu komoditas yang terkenal di Sumatera Barat. Berbagai varietas lokal seperti cisokan, kuriak kesuik, hitam kuriak, dan anak daro ditanam bersama dengan varietas unggul seperti IR42 atau IR kusuma. Hampir setiap kecamatan di Solok, yang berjumlah 19, memiliki lahan sawah baik yang beririgasi maupun tadah hujan.

Selain sebagai pemasok beras, Solok juga menjadi sentra penghasil sayuran. Beberapa daerah dataran tinggi seperti Kecamatan Lembangjaya, Lembahgumanti, Gunungtalang, dan Bukitsundi merupakan sentra produksi kentang, kol, tomat, bawang merah, dan cabai. Saat kami berkunjung ke Kecamatan Lembahgumanti, kami melihat para petani sedang memanen kubis dan bawang merah yang akan dipasarkan ke seluruh Sumatera Barat.

Salah satu komoditas unggulan lainnya adalah jagung. Salah satu varietas unggul yang dikembangkan oleh Andalas 4 tidak hanya dinikmati oleh petani setempat, tetapi juga dimanfaatkan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Produktivitas varietas tersebut setara dengan varietas unggul lainnya, yaitu sekitar 5 hingga 6 ton per hektar, serta tahan terhadap serangan penyakit bulai dan karat dengan daya adaptasi yang luas.

Meskipun Solok memiliki potensi pertanian yang melimpah, namun belum semua potensi tersebut optimal tergali. Menurut Bupati Solok, Gamawan Fauzi, SH, lahan yang tersedia untuk pengembangan sayuran di beberapa kecamatan mencapai 1.200 hektar, sementara untuk pengembangan kopi arabika terdapat sekitar 2.000 hektar lahan yang cocok di Kecamatan Sekaki, Pantaicermin, Lembahgumanti, dan X Kotosingkarak.

Oleh karena itu, Solok menyambut kedatangan para investor dengan tangan terbuka. Keberadaan para investor yang serius sangat diharapkan, tidak hanya dalam sektor pertanian, tetapi juga dalam sektor pasar. Pasar merupakan salah satu kendala dalam pengembangan komoditas pertanian secara besar-besaran.

Untuk mendukung pengembangan potensi daerah, sejak tahun 1998 Kabupaten Solok telah membuat pemetaan perwilayahan komoditas. Pemetaan ini juga memudahkan para investor dalam menentukan daerah yang cocok untuk pengembangan komoditas tertentu. Pemetaan tersebut dibuat berdasarkan potensi dan kebiasaan masyarakat setempat serta topografi wilayah. Sebagai contoh, Kecamatan Lembahgumanti, Lembangjaya, dan Danaukembar merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan markisa dan sayuran. Sementara itu, Nagari Kacang di Kecamatan X Kotosingkarak merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan jeruk kacang yang telah ada sejak zaman Belanda.

Selain itu, Solok juga memiliki potensi dalam sektor perikanan dan peternakan. Misalnya, daerah Padangbelimbing di Kecamatan X Kotosingkarak merupakan pusat pembibitan ikan konsumsi Sumatera Barat. Selain itu, potensi ikan bilih yang merupakan ikan endemik Danau Singkarak juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Di sektor peternakan, para peternak penggemukan sapi di kawasan Aripan Kecamatan X Kotosingkarak mengalami kesulitan dalam memperoleh bibit sapi, sehingga mereka sangat mengharapkan bantuan dari para investor.

Investasi di sektor hilir juga merupakan hal yang dibuka lebar oleh Kabupaten Solok. Salah satu contohnya adalah pengembangan industri rendang. Sejak pameran di Jakarta setahun yang lalu, industri rendang Solok telah berhasil menjalin kontrak sebanyak 100 kg per minggu. Namun, permintaan yang semakin meningkat hingga mencapai 500 kg per minggu belum dapat terpenuhi. Oleh karena itu, Bupati Solok, Gamawan Fauzi, mengajak para investor untuk bekerjasama dalam pengembangan industri tersebut.

Pengembangan potensi pertanian di Solok masih memiliki ruang yang besar untuk tumbuh. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, para petani, dan investor untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Dengan pengembangan yang lebih optimal, Solok dapat menjadi salah satu daerah penopang pertanian yang penting di Sumatera Barat, serta mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Document last updated at: Minggu, 4 Apr 2021