Sabtu, 13 Maret 2021

Serindit Mahkota Biru: Menjaga Kelestariannya Melalui Penangkaran

Serindit Mahkota Biru, juga dikenal sebagai Hanging Parrot, adalah burung hias yang memiliki keelokan bulu yang memikat hati. Namun, popularitasnya sebagai burung hias telah menyebabkan pengejaran yang berlebihan dan eksploitasi habitatnya. Julukan "mahkota biru" yang melekat pada burung ini bahkan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidupnya. Namun, berkat upaya Wahyu Widodo, seorang peneliti di Balai Penelitian Zoologi, srindit Mahkota Biru kini dapat ditangkarkan dengan sukses.

Keunikan srindit terletak pada perilakunya yang menggantung di ranting seperti kelelawar. Suaranya yang kalem dan enak didengar telah membuatnya dijadikan maskot oleh Provinsi Riau. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis srindit, termasuk srindit asal Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi. Namun, hanya srindit asal Jawa dan Sumatera yang mudah ditemui di pasar burung.

burung Serindit Mahkota Biru

Meningkatkan Kesuksesan Ternak Serindit Melalui Kondisi Kandang yang Optimal

Ternak srindit bukanlah hal yang mudah. Meskipun semua jenis srindit pada dasarnya dapat diternakkan, baru srindit asal Jawa dan Sumatera yang berhasil diternakkan dengan sukses. Salah satu kendala dalam ternak srindit adalah kesulitan dalam mendapatkan pasangan yang produktif. 

Wahyu menggunakan metode pengamatan warna paruh dan kaki untuk memprediksi umur srindit, meskipun tidak 100% akurat, metode ini terbukti efektif. Ia juga menekankan pentingnya lokasi penangkaran yang tenang, mengingat srindit sangat sensitif terhadap kebisingan dan gangguan.

Pada tahun 1994, Kebun Raya Bogor mencoba melakukan penangkaran srindit dengan 100 pasang induk, tetapi upaya tersebut gagal dan hanya tersisa 8 pasang yang selamat. Namun, ketika mereka dipindahkan ke gedung Widyasatwaloka di Cibinong setahun yang lalu, populasi srindit berhasil meningkat menjadi 20 ekor.

Kandang yang Sesuai dengan Habitat Asli untuk Kesejahteraan Srindit

Ukuran kandang memainkan peran penting dalam kesejahteraan srindit yang diternakkan. Semakin luas kandang, semakin leluasa burung bergerak. Wahyu menggunakan kandang berukuran 3mx3mx4m yang terbuat dari kawat ram untuk memastikan pertukaran udara dan cahaya matahari yang memadai. Di dalam kandang, pohon beringin ditanam agar srindit dapat bergelantungan, dan sarang serindit dibuat dengan menggunakan kotak sarang terbuat dari tripleks atau batang kelapa yang dilubangi.

Proses Perjodohan dan Perawatan Induk untuk Keberhasilan Ternak Serindit

Meskipun telah diketahui jenis kelamin srindit, bukan berarti mereka dapat langsung dipasangkan. Perjodohan tetap dilakukan dengan cara memasukkan beberapa induk ke dalam kandang dan membiarkan mereka memilih pasangan sendiri. Kesesuaian pasangan akan terjalin dan mereka akan tetap setia satu sama lain.

Proses perkawinan dimulai dengan sang jantan mengejar betina dan bercumbu seperti halnya ayam. Setelah sekitar seminggu melakukan kopulasi, induk betina akan bertelur sebanyak 3 hingga 4 butir. Masa inkubasi telur berlangsung selama 3 minggu dan biasanya hanya 2 butir yang menetas. Faktor-faktor seperti umur induk, kondisi cuaca, dan pakan akan mempengaruhi keberhasilan penetasan telur.

Asupan Makanan yang Penting dalam Perawatan Induk dan Piyik Srindit

Induk srindit membutuhkan pakan berkadar protein sekitar 22%. Pakan yang direkomendasikan terdiri dari campuran 2 sendok makan voer, sepotong roti tawar, 1 sendok makan kecambah, 100 g atau 4 hingga 5 buah pisang ambon. Jika tidak ada pisang, jambu biji dapat menjadi alternatif. Semua bahan pakan dicampur dengan air secukupnya hingga rata. Pakan tersebut cukup untuk 6 hingga 8 ekor srindit dewasa. Jika ingin meningkatkan kesuburan induk, protein hewani seperti rebusan hati ayam dapat diberikan.

Pada usia 5 minggu, piyik srindit masih diberi makan oleh induknya. Namun, setelah dua minggu, mereka sudah mampu terbang dan mencari makan sendiri. Begitu piyik mandiri, induk akan bertelur kembali, dan dalam setahun, srindit mampu berkembang biak hingga 5 kali.

Pentingnya Konservasi dan Ternak Serindit untuk Kelestarian dan Edukasi

Melalui upaya penangkaran dan ternak srindit, diharapkan dapat menjaga kelestarian spesies ini yang terancam oleh perburuan dan hilangnya habitat alaminya. Selain itu, program-program ternak srindit juga dapat menjadi sumber edukasi dan pengetahuan mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Penutup:

Ternak srindit Mahkota Biru adalah salah satu upaya penting untuk menjaga kelestarian spesies yang terancam ini. Dengan menggunakan metode yang tepat, seperti memperhatikan kondisi kandang dan asupan pakan yang sesuai, srindit dapat berhasil ditangkarkan dan populasi mereka dapat meningkat. 

Namun, penting untuk terus mendukung upaya konservasi dan pelestarian habitat alaminya agar srindit Mahkota Biru tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Mari kita bersama-sama menjaga keberagaman hayati dan menyelamatkan spesies yang terancam punah.

Document last updated at: Sabtu, 13 Mar 2021