Budidaya Buah Kesemek Junggo di Kota Batu: Keajaiban dari Dusun Junggo

Budidaya Buah Kesemek Junggo di Kota Batu: Keajaiban dari Dusun Junggo

Memperkenalkan Kesemek Junggo: Keajaiban Buah Eksotis dari Kota Batu

Di antara derasnya hingar-bingar pasar swalayan di Singapura pada bulan April hingga Juli, terdapat sebuah pesona yang tak terelakkan. Buah berukuran serupa apel, berwarna jingga nan cantik bernama Persimmon, dengan harga yang mencapai US$ 5 per kg, atau setara dengan Rp 43.000. Namun, yang mengagumkan adalah bahwa beberapa di antaranya berasal dari Kota Batu, Jawa Timur. Kesemek Junggo, begitulah namanya di sini, berdiri tegak menghadapi persaingan dengan varietas sejenis dari Malaysia, Jepang, dan Israel.

Buah Kesemek Oranye kekuningan sebelum matang penuh## Mengarungi Keindahan Junggo, Kota Batu

Jalan menuju Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang terkenal dengan apelnya, ditempuh dengan hawa sejuk yang mampu menusuk tulang. Namun, perjalanan ini adalah perjalanan menuju lebih tinggi, mendekati pemandian air panas Cangar. Antara Bumiaji dan Cangar, terletak Dusun Junggo, di Desa Tulungrejo. Di tempat inilah ribuan pohon kesemek tumbuh, baik di dalam hutan maupun di pekarangan rumah penduduk.

Sejak 21 tahun lalu, buah Diospyros kaki yang disebut Kesemek Junggo telah menjelajah hingga ke Singapura. Setiap musim, 3 hingga 5 ton buah diangkut melalui jalur udara menuju negeri Singa tersebut melalui Solo. Para pedagang pengepul mengumpulkan buah-buah ini dari rumah-rumah petani, hanya memilih yang memiliki kualitas super dengan harga berkisar antara Rp3.000 hingga Rp4.000 per kg.

Kesemek Junggo: Pesona Tanpa Tandingan

Alasan konsumen Singapura meminati Kesemek Junggo adalah sesuatu yang wajar. Buah ini memiliki daya tarik visual dengan warna merona yang memikat. Setelah matang, warna jingga merona berubah menjadi merah seperti tomat. Setiap buah memiliki bobot sekitar 170 hingga 210 gram. Daging buahnya tebal, tetapi tetap renyah dan manis. Buah ini juga memiliki kandungan air yang cukup dan dapat bertahan hingga 14 hari setelah pemetikan. Dengan kualitas tersebut, Kesemek Junggo mampu bersaing dengan persimmon dari Malaysia, Jepang, dan Israel. Buah yang tidak memenuhi standar ekspor, tetapi masih berkualitas, dijual di pasar lokal seperti Surabaya, Solo, dan Malang.

Di balik pesonanya, Kesemek Junggo juga memiliki karakteristik yang mengesankan. Tanpa rasa sepat yang umumnya dimiliki oleh kesemek lain, buah ini memiliki daging yang lunak dan manis. Bahkan setelah matang, ia tetap bisa tahan hingga 14 hari. Kelebihan ini membuat Kesemek Junggo lebih diminati oleh pasar ekspor, terutama Singapura.

Proses Pengolahan yang Membuat Beda

Untuk memastikan kualitas dan daya tahan buah dalam perjalanan ekspor, pengolahan Kesemek Junggo menjadi langkah penting. Namun, langkah ini juga berperan dalam mempertahankan rasa manis dan menghilangkan rasa sepat yang umum pada kesemek lainnya. Buah-buah ini tidak direndam dalam larutan kapur, melainkan diolesi dengan soda abu (KOH). Setelah difermentasi selama 3 hari dan 3 malam, buah digosok hingga kulitnya berkilau. Dalam proses ini, Kesemek Junggo berubah dari hijau menjadi merah kemerahan yang menggoda. Keunikan rasa manis tanpa rasa sepat menjadi ciri khasnya.

Dusun Junggo: Tanah Kelahiran yang Misterius

Dusun Junggo, tempat Kesemek Junggo tumbuh subur, menghadirkan misteri dan keajaiban. Dari pohon-pohon berusia 10 hingga 15 meter, buah ini telah tumbuh selama lebih dari 75 tahun. Dengan tajuk yang indah seperti kerucut raksasa, pohon-pohon ini menjadi penanda waktu yang tak terhitung. Keberadaan mereka tidak hanya menjadi bukti kesejahteraan alam, tetapi juga sebagai pusaka yang tak tercatat siapa yang pertama kali menanamnya.

Tak hanya di Junggo, Kesemek juga tumbuh subur di beberapa wilayah di Nusantara, seperti Berastagi di Sumatera Utara, Garut, Ciloto di Jawa Barat, dan Magetan di Jawa Timur. Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand juga tak ingin ketinggalan memiliki si buah eksotis ini. Bahkan, beberapa tahun terakhir, anggota keluarga Ebenaceae ini diperkenalkan secara komersial di Selandia Baru dan Australia.

Dari Junggo dikirim ke Singapura## Persimmon dari Junggo: Karakteristik Buah yang Menakjubkan

Dalam dunia buah-buahan, Persimmon dari Junggo atau yang dikenal dengan nama lokal Kesemek Junggo memiliki sejumlah karakteristik yang memikat. Berikut adalah beberapa detail yang menjelaskan keunikan dari buah eksotis ini:

Karakteristik Deskripsi
Warna Bunga Putih kekuningan
Bentuk Buah Bulat agak segi empat
Warna Buah Muda Hijau
Warna Buah Agak Matang Merah kekuningan
Warna Buah Matang Pohon Merah
Keadaan Buah Muda Keras
Keadaan Buah Agak Matang Keras
Keadaan Buah Matang Lunak seperti tomat
Berat Buah 170 - 210 gram/buah
Panjang Buah 8 - 8,5 cm
Lingkar Buah 21 - 23 cm
Lebar Buah 7,5 - 8,5 cm
Rasa Buah Muda Kesat dengan sentuhan manis
Rasa Buah Matang Manis dan renyah
Rasa Buah Matang Pohon Manis, segar, berair, dan lunak
Tekstur Daging Buah Halus
Aroma Buah Matang Sedang
Kandungan Gula 22,7% - 33,2%
Kadar Asam 0,07% - 0,09%
Kadar Vitamin C per 100g 6,31% - 6,86%
Kadar Tanin 3,80% - 3,93%
Produksi per Pohon per Tahun 200 - 300 kg
Keterangan Buah berbuah sekali setahun pada bulan April-Juli.
  Mulai berbuah pada usia 8 - 10 tahun.

Penampilan Menawan, Rasa Menggoda

Persimmon dari Junggo memiliki penampilan yang tak tertandingi, dengan bentuk bulat yang agak segi empat. Buah ini mengalami perubahan warna yang menarik saat matang, mulai dari merah kekuningan hingga merah yang mencolok. Daging buah yang lunak dan manis, teksturnya halus di mulut, membuatnya layak disebut sebagai camilan alami yang memanjakan lidah. Kandungan gula, kadar vitamin C, dan tanin yang seimbang menjadikan buah ini bukan hanya lezat, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.

Keunikan dalam Setiap Sentuhan

Selain rasa dan penampilan yang memikat, Kesemek Junggo juga memiliki aroma yang mengundang selera. Berat, panjang, lingkar, dan lebar buah yang khas menambah nilai estetis dan sensorik. Buah ini memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi pohon yang matang, membuatnya lunak dan penuh air saat dipanen. Produksi yang melimpah dan musim berbuah yang terbatas membuatnya menjadi benda yang ditunggu setiap tahunnya.

Petualangan Rasa dan Kegunaan

Dari kekerasan saat muda hingga kelembutan saat matang, Kesemek Junggo menawarkan petualangan rasa yang unik. Dari buah segar hingga berbagai olahan seperti puree, es krim, selai, dan buah kering, buah ini memiliki potensi yang tak terbatas. Kandungan vitamin C dan tanin yang kaya menjadikannya bukan hanya sebagai sajian lezat, tetapi juga sebagai pilihan yang sehat.

Ketika Anda memetik buah Kesemek Junggo, Anda tak hanya meraih kelezatan, tetapi juga mencerap cerita panjang di balik keajaiban buah ini. Dari awal pohon tumbuh hingga akhirnya matang dengan rasa lezat, buah ini menunjukkan pesona dan potensi tak terbatas.

Peluang Pasar yang Tak Terbatas

Dalam dua dekade terakhir, permintaan terhadap Kesemek Junggo sebagai komoditas ekspor terus meningkat. Di Kota Batu, pihak terkait seperti Perhutani, Dinas Kehutanan, dan Dinas Pertanian mengambil langkah untuk menjaga dan mengembangkan kesemek ini. Program konservasi hutan dan penghijauan dengan memanfaatkan Kesemek Junggo sebagai tanaman konservasi telah dimulai. Pohon-pohon muda ditanam di lereng bukit, menciptakan harapan bahwa masa depan akan melihat pohon-pohon ini menjadi kekayaan alam yang lebih lestari.

Selain sebagai buah segar, Kesemek Junggo memiliki potensi dalam bentuk olahan. Dengan contoh dari negara-negara lain, buah ini dapat dijadikan puree, es krim, selai, jelly, sale, dan buah kering. Bahkan, keunikan rasa kesemek diyakini memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Langkah proaktif dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Kota Batu diharapkan akan membuat Kesemek Junggo menjadi produk unggulan, sejajar dengan apel manalagi.

Dengan tindakan yang progresif, Kesemek Junggo memiliki potensi untuk menjadi bagian penting dalam ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kota Batu dan Indonesia secara keseluruhan. Dengan kualitasnya yang istimewa dan karakteristik unik, serta kebijakan pelestarian yang diambil, masa depan kesemek ini terlihat cerah.

Seiring waktu, popularitas Kesemek Junggo bisa saja menjadi bendera kebanggaan Kota Batu seperti apel manalagi. Dengan daya tarik dan manfaatnya yang unik, buah ini memiliki potensi untuk mengangkat pendapatan masyarakat dan mengenalkan keajaiban alam Indonesia ke dunia. Dengan langkah-langkah tepat, hari esok bisa saja menjadi saksi kejayaan Kesemek Junggo sebagai duta buah Indonesia di mata dunia.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus