Penanganan Serangan Kanker Batang (Phythoptora palmivora)

Akhir panen 15 buah adalah awal kematian monthong berumur 9 tahun. Sebulan kemudian muncul blendokdi batang. Itu disusul mengeringnya kulit batang dan ranting. Yang terjadi berikutnya daun kecokelatan gugur. Tak satu helai pun tersisa. Pohon meranggas setinggi 4 meter itu berdiri di lahan milik Deddy Sukandardi Cianjur, Jawa Barat.

Itulah bukti keganasan Phytophthora palmivora. Cendawan itu menyerang tanpa pandang bulu. Durian besar yang sudah berproduksi pun tak luput dari ganyangan. Di lahan Deddy seluas 25 ha, setiap tahun rata-rata 7 pohon menemui ajal dijemput sang cendawan. Padahal, pengusaha garmen itu berupaya sekuat tenaga memerangi amukan.

Bagi pekebun, Phytophthora palmivora adalah musuh nomor wahid. Wajar jika segala cara ditempuh untuk melumpuhkan biang kerok kanker batang itu. Delapan pekebun yang dihubungi Trubus sepakat jenis monthong lebih rentan ketimbang lokal. Sumadi Suriah yang mengebunkan 213 pohon di Purwakarta, Jawa Barat, mengungkapkan kontrol tetap langkah terbaik.

Pemasangan Kaki dobel


[caption id="attachment_1630" align="aligncenter" width="434"]bibit durian muda terkena serangan cendawan Bibit muda yang terserang kanker batang[/caption]

Dengan langkah preventif serangan kanker batang terdeteksi sejak dini. Langkah pencegahan lain, membatasi jumlah buah. Monthong berumur 10 sampai 12 tahun misalnya, hanya "diizinkan" memproduksi maksimal 15 buah; lokal, 30 buah. Seleksi buah tak dapat ditawar lagi. Bukan apa-apa, produksi berlebihan menyebabkan daya tahan lemah. Dampaknya gampang ditebak, penyakit lebih mudah menginfeksi.

Ir Midian Simanjuntak MBA sejak 4 tahun silam tak lagi membeli bibit durian. Alumnus Fakultas Pertanian IPB itu menyambung sendiri batang bawah lokal atas, monthong. "Setelah saya amati bibit produksi penangkar disambung hanya 5 sampai 10 cm di atas permukaan tanah. Akibatnya mudah terpercik air sehingga rentan kanker batang," tutur ayah 4 anak itu.

Setelah batang bawah berumur 10 bulan langsung dikeluarkan dari polibag. Batang setinggi kira-kira 80 cm itu ditanam di lahan. Midian biasanya menanam 2 sampai 3 bibit di sebuah lubang tanam. Jarak ke-3 bibit 20 sampai 30 cm. "Kalau hidup semua, nanti tinggal memindahkan ke lubang tanam baru. Kalau satu mati, keduanya digabungkan untuk menjadi kaki ganda," ujar master Keuangan alumnus University of Oregon itu.

Pembersihan kulit Batang


Dengan kaki ganda batang jadi kuat. Selain itu, "Akar kan banyak sehingga serapan hara lebih bagus," ujar kelahiran 15 November 1943 itu. Tiga bulan kemudian saat tinggi bibit 1 m lebih disambung, ia menyambung di ketinggian 1 m di aias permukaan tanah. Maksudnya untuk menghindari percikan air sebagai pemicu Phytophthora palmivora. Bibit yang telanjur dibeli sampai sambungan 5 sampai 10 cm di atas permukaan tanah sampai diatasi dengan cara lain.

Sekitar 30 cm dari bibit itu segera ditanam bibit lokal. Upayakan selisih umur ke-2 bibit tak terpaut jauh. Tiga atau 4 bulan berselang keduanya disatukan. Batang atas monthong yang lebih dulu ditanam disambung dengan bibit lokal susulan. Keduanya disayat dan disatukan dengan tali rafia. Begitu batang bawah terserang kanker, monthong terselamatkan.

Dengan 2 pencegahan itu Midian tak lagi menyuiam pohon durian. Padahal pengelola kebun 20 ha di Jonggol, Bogor, itu sebelumnya menyulam hingga 2.000 bibit sejak 1987. Berkali-kali pohon mati lantaran kanker batang. Cara serupa juga diterapkan oleh Ayung, pekebun durian di Bogor.

Bagaimana jika serangan itu terjadi? Sumadi Suriah mengatasi dengan membersihkan kulit batang. Kulit dikerok lantas dibor sedalam 8 sampai 10 cm. Arah pengeboran membentuk sudut 30° sampai 45° ke bawah.

Aplikasi Fungisida Pada Jaringan hidup


[caption id="attachment_1629" align="aligncenter" width="439"]penanganan kanker batang Bersihkan kulit batang dengan cara dikerok[/caption]

Langkah berikut menyemprotkan fungisida sistemik seperti Score, Agrivos, atau Polivos berdosis 30 cc ke dalam lubang. Bekas lubang bor ditutup dengan cabang, kayu, atau lilin. Perlakuan itu diulangi sekali lagi dengan interval sepekan. Bernard Sadhani, pekebun senior di Cianjur, menyarankan lokasi pengeboran mesti di jaringan kulit yang hidup.

Alasannya, "Pestisida sistemik harus ditransformasikan ke seluruh jaringan tanaman. Kulit kering dan mati tak dapat melakukannya," katanya. Penyemprotan fungisida sistemik tak melulu mengatasi serangan. Banyak pekebun percaya, cara itu juga tokcer mencegah serangan. Di kebun Deddy setelah pemetikan buah terakhir sampai terutama pohon yang berbuah berlebihan, langkah serupa juga ditempuh.
Lebih baru Lebih lama