Indahnya Bianglala, Saktinya Penolak Bala

Kuning keemasan di tubuh laksana matahari terbit. Itu dipercantik oleh nuansa merah darah di sirip punggung, ekor, dan kepala. Itulah keunggulan Tropheus moorii ilangi dibandingkan sesama jenis moorii. Wajar bila sosok bak pelangi itu diuber-uber hobiis siklid dunia.

Di Indonesia T. milangi masih langka karena peredarannya hanya di klub-klub siklid Uni Eropa. “Mereka menguasai jaringan pasar hingga ke pemasok di Afrika,” tutur Ir Iswanda Susanto, kolektor siklid di Yogyakarta. Padahal sejak 2 tahun lalu publikasi besar-besaran di internet dan pameran siklid.

Beberapa situs siklid di internet seperti Kerrigan ’s Aquatic kerap memajang kata sold out. Kalaupun ada ikan, harga menjulang tinggi, 5 sampai 6 kali lipat daripada harga rata-rata jenis moorii yang dibandrol US$15 sampai US$32 per ekor. “Kita hanya dapat menunggu tangkaran hobiis yang menjualnya,” tutur Iswanda. Karena hanya membeli ukuran 2,5 cm, ayah 3 putra itu harus bersabar setahun lebih untuk menikmati keistimewaan Tropheus moorii ilangi. Setidaknya Rp 7,2-juta perlu dirogoh untuk 4 algae scarper itu.

Corak kuning-merah


[caption id="attachment_4925" align="aligncenter" width="1303"] Kostum merah red moliro menolak bala[/caption]

Perpaduan corak kuning dan merah pada siklid asal Afrika ini baru muncul setelah tubuhnya berukuran minimal 5 cm. Warna itu terlihat solid begitu ikan berumur 2 tahun. Namun, saat stres menerpa tubuh wild cichlids itu muncul guratan hitam yang menyebar ke seluruh sisik. Alhasil kuning tampak kusam dan ujung-ujung semua sirip gelap.

Klangenan ini bukan termasuk kelompok siklid gaul seperti saudaranya T.m bemba, T.m duboisi, dan T.m maswaSeperti mayoritas keluarga besar siklid, Tropheus moorii ilangi dikenal agresif. Meski jarang dijumpai kasus menyerang sesamanya, tapi ia tak sungkan mencederai kawannya saat berebut pakan. Di habitat asli, di kawasan Ilangi, danau Tanganyika, Zambia, alga sumber pakan utama. Di akuarium menunya diganti spirulina dan cacing.

Penolak bala


[caption id="attachment_4923" align="aligncenter" width="1442"] Corak Tropheus moorii ilangi tampak bak pelangi[/caption]

Berbarengan dengan Tropheus moorii ilangi, demam red moliro menjalar pula di klub-klub siklid Uni Eropa. Siklid yang sekujur tubuh dari kepala hingga ekor berwarna merah itu memberi pesona magis ketika bergerombol berenang hilir mudik di akuarium. Tak heran bila pencari ikan di Moliro, Selatan danau Tanzanika memberi julukan kachese alias penolak bala.

Jenis Tropheus moorii red yang mirip dengan T. m chilanga itu memiliki 2 pola warna merah. Pertama, tubuh merah darah tetapi kepala dan ekor hitam. Yang lain, sekujur tubuh merah, tetapi terdapat beberapa garis hitam horizontal dari sirip punggung hingga dekat perut.

Kelamin mudah dikenali lantaran betina memiliki warna merah lebih sedikit. Warna itu terkonsentrasi di tubuh belakang, sisik punggung dan sedikit di bawah insang. Punggung tampak diselimuti warna kehijauan memanjang hingga mendekati ekor. Beberapa garis hitam samar-samar terlihat membentuk setengah lingkaran dari mata ke seluruh kepala. Sosok tubuh ikan membesar di kepala dan semakin mengecil ke arah ekor.

Seperti keluarga siklid lain, ikan yang bisa berukuran panjang 9 cm itu memiliki sifat agresif, algae scraper, dan mouthbrooders. Soal harga, T. m kacheresred itu sebanding dengan Tropheus moorii ilangi. Untuk 7 ekor ikan berukuran 2,5 cm, Iswanda harus membeli seharga US$1.400.
Lebih baru Lebih lama