Telepon berdering di kantor redaksi pada suatu siang di penghujung September . Akhmad Effendi, sang penelepon, mengabarkan, ia punya wave of love istimewa. Salah satu daun anthurium gelombang cinta itu membentuk hati. "Saya menyebutnya wave of love 'true love', "kata kolektor di Surabaya itu. Kiriman foto via surat elektronik memperkuat pernyataan itu.
Berita tentang anthurium memang seperti tak ada habisnya. Diawali penamaan varian-varian jenmanii, kini varian-varian hookerii dan wave of love bermunculan. Salah satunya gelombang cinta "true love" koleksi Effendi. Si empunya mendapatkan tanaman 2 tahun silam dari seorang rekan. Tak ada yang istimewa waktu kerabat aglaonema itu pertama kali datang. Namun 4 bulan lalu, daun baru wave oflove mengalami kelainan bentuk. Kejanggalan diawali lambatnya daun keluar dari seludang 4 bulan sebelumnya. Daun dalam seludang seolah mengeras dan enggan keluar.
“Seludang tak kunjung lepas sampai 2 bulan. Padahal, daun sebelumnya hanya 2 minggu,” tutur pemilik Genki
Floris itu waktu dihubungi lewat saluran telepon. Begitu keluar,bentuk gulungan daun muda sedikit aneh, ujungnya tumpul membulat biasanya runcing. Perlahan daun itu membuka. Begitu membuka sempurna, bentuk daun baru persis hati. Kelainan itu hanya terjadi pada satu daun. Daun lain yang muncul setelah itu kondisinya normal. Toh penampilan "true love” tetap cantik dan unik.
Gelombang cinta unik juga dimiliki Dedy Fachurochman. Anthurium berumur 5 bulan itu diperoleh dari kolektor di Solo. Permukaan daun berkerut-kerut mirip kulit jeruk. Makanya nama anthurium wave of love “kulit jeruk” pun disematkan. Kelainan itu muncul stabil di seluruh daun yang berjumlah 7 helai. Penyebabnya bukan karena defisiensi nutrisi, karena daun berwarna hijau segar dan pertumbuhan normal.
Nun di Sawangan, Depok, Ricky Hadimulya mendatangkan wave of love asal Filipina. Anthurium negeri tetangga itu punya ciri khas 2 sisinya cenderung melekuk ke atas sehingga permukaan daun cekung seperti mangkuk. Daun hijau cerah sampai hijau tua tapi tak mengkilap.
Yang tak kalah menarikpenampilan wave jet koleksi Ansori. Itu sebetulnya sebutan untuk hasil silangan antara wave of love dan jenmanii. Para pemain di Jawa Tengah menyebutnya neo jenmanii. Gelombang landai di tepi daun jelas menggambarkan kuatnya darah gelombang cinta. Urat sirip ikan yang datar juga mewakili sifat umum gelombang cinta. Darah jenmanii muncul jelas pada daun yang tebal dan tangkai tongkol yang panjang. Warna daun gelap dan arah daun tegak juga merupakan sifat jenmanii yang diturunkan pada wave jet.
Kehadiran varian-varian wave oflove itu seperti beradu cantik dengan varian-varian jenmanii yang terus bermunculan. Sebut saja jenmanii “inova” koleksi WS Nursery di Yogyakarta. Embel-embel inova seperti merek kendaraan disematkan gara-gara anthos oura itu pernah ditawar dengan tukaran mobil SUV itu. Toh, sang empunya enggan melepas anthurium yang sudah 4 kali berpindah tangan itu.
“Sosoknya sangat berbeda dan belum pernah dijumpai yang sama. Mungkin ini satu-satunya di Indonesia,” kata Agung B. Santoso.
Inova bertangkai panjang. Padahal, selama ini jenmanii dianggap bagus bila bertangkai pendek. Meski bertangkai panjang, anthurium asal Hugo’s Nursery, Brazil itu gagah. Daun hijau tua dan solid. Liukan-liukan atraktif daun berujung bulat itu membuatnya terlihat berbeda. Tangkai-tangkai kokoh sepanjang 1 m seimbang menopang daun-daun sepanjang 50 cm. Sudut yang dibentuk tiap tangkai daun teratur memenuhi ruang yang kosong. Pantas, Agung enggan melepas.
Jenmanii elok juga ada di kediaman Budi Tjahyana di Magelang. Di sana ada lebih dari 10 varian jenmanii.Tiga di antaranya adalah jenmanii jungle boss, twister, dan superbowl. Jungle boss memikat karena daunnya hijau tua mengkilap dan urat daun mirip jenmanii kobra. Batang dan daun yang atraktif mirip inova.
Jenmanii twister berdaun melintir seperti seseorang yang sedang mempersembahkan tarian. Jenmanii dari sebuah nurseri di Ambarawa itu daunnya tak begitu tebal dengan warna hijau tua. Sementara jenmanii superbowl seperti mangkuk tapi ujungnya lancip. Daunnya tebal, serat daun halus, dan bentuk daun sangat cekung.
Masih di Jawa Tengah, Proborini Handoko menyimpan jenmanii mangkuk colden dan Joe Kok Siong menyimpan enmanii .kol variegata. Yang pertama disebut golden karena warna daunnya yang hijau muda kekuningan dan mengkilap, sedangkan kol milik Kok Siong, unik dengan daun hijau tua bersemburat kuning.
Di Bekasi, H. Wahyu mempunyai enmanii yang dinamai nogososro atau rang lain menyebutnya black naga. Urat-urat daun yang menonjol dan terlihat sangat jelas memberi kesan gagah dan kuat. Apalagi ditunjang warna daun hijau tua dan tebal. Wahyu menamainya nogososro yang diambil dari nama senjata raja-raja di Jawa.
Wahyu juga memiliki jenmanii fire. Seperti namanya, bentuk daun memanjang meliuk mirip kobaran api. Tak seperti Jenmanii biasa yang arah daunnya ke segala arah, daun jenmanii ini cenderung meliuk ke atas. Sementara di Jakarta, Iwan Hendrayanta punya Jenmanii daun lentur sehingga bisa digulung. Umumnya "Jenmanii berdaun tebal dan keras.
Berita tentang anthurium memang seperti tak ada habisnya. Diawali penamaan varian-varian jenmanii, kini varian-varian hookerii dan wave of love bermunculan. Salah satunya gelombang cinta "true love" koleksi Effendi. Si empunya mendapatkan tanaman 2 tahun silam dari seorang rekan. Tak ada yang istimewa waktu kerabat aglaonema itu pertama kali datang. Namun 4 bulan lalu, daun baru wave oflove mengalami kelainan bentuk. Kejanggalan diawali lambatnya daun keluar dari seludang 4 bulan sebelumnya. Daun dalam seludang seolah mengeras dan enggan keluar.
“Seludang tak kunjung lepas sampai 2 bulan. Padahal, daun sebelumnya hanya 2 minggu,” tutur pemilik Genki
Floris itu waktu dihubungi lewat saluran telepon. Begitu keluar,bentuk gulungan daun muda sedikit aneh, ujungnya tumpul membulat biasanya runcing. Perlahan daun itu membuka. Begitu membuka sempurna, bentuk daun baru persis hati. Kelainan itu hanya terjadi pada satu daun. Daun lain yang muncul setelah itu kondisinya normal. Toh penampilan "true love” tetap cantik dan unik.
Wave jet

Nun di Sawangan, Depok, Ricky Hadimulya mendatangkan wave of love asal Filipina. Anthurium negeri tetangga itu punya ciri khas 2 sisinya cenderung melekuk ke atas sehingga permukaan daun cekung seperti mangkuk. Daun hijau cerah sampai hijau tua tapi tak mengkilap.
Yang tak kalah menarikpenampilan wave jet koleksi Ansori. Itu sebetulnya sebutan untuk hasil silangan antara wave of love dan jenmanii. Para pemain di Jawa Tengah menyebutnya neo jenmanii. Gelombang landai di tepi daun jelas menggambarkan kuatnya darah gelombang cinta. Urat sirip ikan yang datar juga mewakili sifat umum gelombang cinta. Darah jenmanii muncul jelas pada daun yang tebal dan tangkai tongkol yang panjang. Warna daun gelap dan arah daun tegak juga merupakan sifat jenmanii yang diturunkan pada wave jet.
Seribu Wajah

“Sosoknya sangat berbeda dan belum pernah dijumpai yang sama. Mungkin ini satu-satunya di Indonesia,” kata Agung B. Santoso.
Inova bertangkai panjang. Padahal, selama ini jenmanii dianggap bagus bila bertangkai pendek. Meski bertangkai panjang, anthurium asal Hugo’s Nursery, Brazil itu gagah. Daun hijau tua dan solid. Liukan-liukan atraktif daun berujung bulat itu membuatnya terlihat berbeda. Tangkai-tangkai kokoh sepanjang 1 m seimbang menopang daun-daun sepanjang 50 cm. Sudut yang dibentuk tiap tangkai daun teratur memenuhi ruang yang kosong. Pantas, Agung enggan melepas.
Jenmanii elok juga ada di kediaman Budi Tjahyana di Magelang. Di sana ada lebih dari 10 varian jenmanii.Tiga di antaranya adalah jenmanii jungle boss, twister, dan superbowl. Jungle boss memikat karena daunnya hijau tua mengkilap dan urat daun mirip jenmanii kobra. Batang dan daun yang atraktif mirip inova.
Jenmanii twister berdaun melintir seperti seseorang yang sedang mempersembahkan tarian. Jenmanii dari sebuah nurseri di Ambarawa itu daunnya tak begitu tebal dengan warna hijau tua. Sementara jenmanii superbowl seperti mangkuk tapi ujungnya lancip. Daunnya tebal, serat daun halus, dan bentuk daun sangat cekung.
Senjata raja

Di Bekasi, H. Wahyu mempunyai enmanii yang dinamai nogososro atau rang lain menyebutnya black naga. Urat-urat daun yang menonjol dan terlihat sangat jelas memberi kesan gagah dan kuat. Apalagi ditunjang warna daun hijau tua dan tebal. Wahyu menamainya nogososro yang diambil dari nama senjata raja-raja di Jawa.
Wahyu juga memiliki jenmanii fire. Seperti namanya, bentuk daun memanjang meliuk mirip kobaran api. Tak seperti Jenmanii biasa yang arah daunnya ke segala arah, daun jenmanii ini cenderung meliuk ke atas. Sementara di Jakarta, Iwan Hendrayanta punya Jenmanii daun lentur sehingga bisa digulung. Umumnya "Jenmanii berdaun tebal dan keras.