Tnah seluas 1.000 m2 di ketinggian 750 m dpl itu memang sudah berubah wujud. Di sana dibangun kolam-kolam maskoki dengan beragam ukuran: 4 m x 4 m, 4 m x2 m, dan 2 m x 2 m. Total jenderal terdapat 55 kolam. Itu belum terhitung belasan kolam paso (kolam tempayan, red) yang diperuntukkan bagi maskoki-maskoki top view dari Jepang. Semua kolam ditata rapi dan tampak lapang bernuansa negeri Sakura.
Sang empunya kolam tak tanggung-tanggung membuat farm itu. Kecuali kolam paso, semua kolam lain dibangun memakai pondasi ceker ayam. Pondasi itu pula yang menjadikan landasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta tetap kokoh hingga puluhan tahun. Kolam-kolam itu juga dicor beton. Tahap terakhir diselesaikan dengan melapisi dinding kolam memakai bahan kedap air. Bahan itu dipoles 5 kali hingga mencapai tebal 5 cm. “Supaya tidak bocor sampai belasan tahun,” ujar Ever Tagoli, sang empunya. Biayanya? Wow, pasti melewati 9 digit.
Kolam maskoki yang dikerjakan selama 8 bulan itu juga mengadopsi sistem filterisasi vortex pada kolam koi. Dasar kolam tidak dibuat datar, melainkan berupa cekungan dengan sudut kemiringan 30°. Jadi, pada saat sisa-sisa pakan dan kotoran menumpuk, mereka akan terkumpul di tengah-tengah lubang cekungan. Dari lubang yang terhubung dengan pipa back wash itu, sampah-sampah organik itu dibuang. Itulah prinsip kerja vortex.
Selain vortex, Ever juga menerapkan sistem air first in-first out (FIFO). Artinya air yang masuk ke kolam selalu baru. Air itu berasal dari air tanah yang ditampung dalam sebuah reservoar seluas 5 m x 5 m. Wajar air kolam di sana selalu tampak bening sehingga maskoki terlihat dari atas.
Kolam-kolam itu juga diberi atap polikarbonat yang dikombinasi dengan dinding bambu di ujung jejeran kolam. Atap setinggi 3,5 m itu sengaja dibangun untuk menyaring sinar matahari. Fungsi lain dari atap untuk mencegah tumpahan air hujan masuk ke kolam sehingga mempengaruhi kualitas air.
Menurut Ever Tagoli setiap kolam maksimal diisi 50 maskoki. Kolam paling besar berukuran 4 m x 4 m hanya dipadati 10 sampai 20 maskoki berukuran jumbo. Yang paling padat populasinya kolam 4 m x 2 m dan 2 m x 2 m. Di sana dipelihara maskoki-maskoki remaja berukuran 5 sampai 10 cm seperti ryukin, oranda, mutiara jambul, mutiara tikus, dan ranchu. “Kedua kolam itu juga merupakan tempat seleksi,” kata alumnus Universitas Katholik Parahyangan itu.
Seleksi memang menjadi bagian penting ; dari operasional farm itu. Maklum maskoki-maskoki layak kontes saja Itf yang nantinya akan V ztitioe o flror, Cokorroj gambaran untuk awal mencetak maskoki bermutu itu dibesarkan. Sebagai tahap Ever menggunakan induk-induk terpilih: dewasa minimal berumur 8 bulan, bertubuh proporsional, dan bercorak terang.
Tahap selanjutnya mengawinkan jantan dan betina dengan perbandingan 2:1. Waktu kawin tidak boleh sembarangan. Ever memilih pagi hari sekitar pukul 06.00 sampai 07.00 WIB agar betina lebih banyak menghasilkan telur, hingga 5.000 telur/ kawin. “Dari hasil itu, setelah disortir ketat yang layak dibesarkan lebih lanjut hanya sekitar 50 ekor,” kata peraih anugerah juara kedua lomba penangkar maskoki pada National Star of Goldfish Competition 2007 di Yogyakarta itu.
Maskoki pilihan itu kemudian dipacu pertumbuhannya dengan pakan khusus. Pakan itu campuran berbagai bahan: cacing sutera, spirulina, rebusan putih telur, dan kunyit. Campuran dengan perbandingan 1:1:1:3 itu lantas diaduk dalam air dan diberi sedikit garam sebagai sumber mineral. Pakan itu diberikan 2 kali sehari. Untuk sumber kalsium, Ever menebarkan artemia yang diberikan secara terpisah.
Perawatan istimewa itu membuat maskoki-maskoki jebolan tanah bukit memiliki bentuk tubuh ideal, gaya renang menarik, dan corak tubuh cemerlang. Contoh bentuk tubuh ranchu. Ikan asal Jepang itu memiliki punggung melengkung 180° dan corak tubuh putih bersih. Bila terdapat corak merah di tubuh akan terlihat solid dan terang.
Menurut Pieter Aguswijaya, peternak ternama di Magelang dan YB Hariantono, hobiis di Bintaro Tangerang, kolam maskoki yang dibangun Ever luar biasa. “Saya salut karena air kolamnya tetap bening,” kata YB Hariantono. Lebih lanjut Pieter mengungkapkan, “Kebanyakan kolam maskoki ada di dataran rendah bahkan di China sekalipun.
Di daerah dingin biasanya kualitas fisik maskoki akan turun dan berdampak pada warna,” kata pemilik Tropis Aquarium itu.
Sebab itu pula Ever benar-benar menjaga suhu kolam agar stabil pada kisaran 25°C. Salah satunya melapisi kolam dengan bahan kedap air. Walhasil meski berada di lingkungan dingin, maskoki-maskoki yang dipelihara Ever Tagoli tetap berkualitas tinggi.
Sang empunya kolam tak tanggung-tanggung membuat farm itu. Kecuali kolam paso, semua kolam lain dibangun memakai pondasi ceker ayam. Pondasi itu pula yang menjadikan landasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta tetap kokoh hingga puluhan tahun. Kolam-kolam itu juga dicor beton. Tahap terakhir diselesaikan dengan melapisi dinding kolam memakai bahan kedap air. Bahan itu dipoles 5 kali hingga mencapai tebal 5 cm. “Supaya tidak bocor sampai belasan tahun,” ujar Ever Tagoli, sang empunya. Biayanya? Wow, pasti melewati 9 digit.
Pakai vortex
Kolam maskoki yang dikerjakan selama 8 bulan itu juga mengadopsi sistem filterisasi vortex pada kolam koi. Dasar kolam tidak dibuat datar, melainkan berupa cekungan dengan sudut kemiringan 30°. Jadi, pada saat sisa-sisa pakan dan kotoran menumpuk, mereka akan terkumpul di tengah-tengah lubang cekungan. Dari lubang yang terhubung dengan pipa back wash itu, sampah-sampah organik itu dibuang. Itulah prinsip kerja vortex.
Selain vortex, Ever juga menerapkan sistem air first in-first out (FIFO). Artinya air yang masuk ke kolam selalu baru. Air itu berasal dari air tanah yang ditampung dalam sebuah reservoar seluas 5 m x 5 m. Wajar air kolam di sana selalu tampak bening sehingga maskoki terlihat dari atas.
Kolam-kolam itu juga diberi atap polikarbonat yang dikombinasi dengan dinding bambu di ujung jejeran kolam. Atap setinggi 3,5 m itu sengaja dibangun untuk menyaring sinar matahari. Fungsi lain dari atap untuk mencegah tumpahan air hujan masuk ke kolam sehingga mempengaruhi kualitas air.
Maskoki berkualitas

Seleksi memang menjadi bagian penting ; dari operasional farm itu. Maklum maskoki-maskoki layak kontes saja Itf yang nantinya akan V ztitioe o flror, Cokorroj gambaran untuk awal mencetak maskoki bermutu itu dibesarkan. Sebagai tahap Ever menggunakan induk-induk terpilih: dewasa minimal berumur 8 bulan, bertubuh proporsional, dan bercorak terang.
Tahap selanjutnya mengawinkan jantan dan betina dengan perbandingan 2:1. Waktu kawin tidak boleh sembarangan. Ever memilih pagi hari sekitar pukul 06.00 sampai 07.00 WIB agar betina lebih banyak menghasilkan telur, hingga 5.000 telur/ kawin. “Dari hasil itu, setelah disortir ketat yang layak dibesarkan lebih lanjut hanya sekitar 50 ekor,” kata peraih anugerah juara kedua lomba penangkar maskoki pada National Star of Goldfish Competition 2007 di Yogyakarta itu.
Maskoki pilihan itu kemudian dipacu pertumbuhannya dengan pakan khusus. Pakan itu campuran berbagai bahan: cacing sutera, spirulina, rebusan putih telur, dan kunyit. Campuran dengan perbandingan 1:1:1:3 itu lantas diaduk dalam air dan diberi sedikit garam sebagai sumber mineral. Pakan itu diberikan 2 kali sehari. Untuk sumber kalsium, Ever menebarkan artemia yang diberikan secara terpisah.
Solid
Perawatan istimewa itu membuat maskoki-maskoki jebolan tanah bukit memiliki bentuk tubuh ideal, gaya renang menarik, dan corak tubuh cemerlang. Contoh bentuk tubuh ranchu. Ikan asal Jepang itu memiliki punggung melengkung 180° dan corak tubuh putih bersih. Bila terdapat corak merah di tubuh akan terlihat solid dan terang.
Menurut Pieter Aguswijaya, peternak ternama di Magelang dan YB Hariantono, hobiis di Bintaro Tangerang, kolam maskoki yang dibangun Ever luar biasa. “Saya salut karena air kolamnya tetap bening,” kata YB Hariantono. Lebih lanjut Pieter mengungkapkan, “Kebanyakan kolam maskoki ada di dataran rendah bahkan di China sekalipun.
Di daerah dingin biasanya kualitas fisik maskoki akan turun dan berdampak pada warna,” kata pemilik Tropis Aquarium itu.
Sebab itu pula Ever benar-benar menjaga suhu kolam agar stabil pada kisaran 25°C. Salah satunya melapisi kolam dengan bahan kedap air. Walhasil meski berada di lingkungan dingin, maskoki-maskoki yang dipelihara Ever Tagoli tetap berkualitas tinggi.