Tanam Padi Lahan Tergenang, Siapa Takut

Tak ada padi biasa yang sudi hidup di lahan pasang surut. Ketika pasang jelas bakal tenggelam lantaran tingginya cuma 60 cm. Meski surut, bukan berarti nyaman. Sebd kandungan garam, aluminium, dan besi tinggi. Hanya padi spesial yang mampu bertahan. Instalasi Penelitian Padi Muara, Bogor mengeluarkan 2 varietas padi taha banting di lahan pasang surut, air tenggulang dan siak raya

Di lahan pasang surut kadar besi, aluminium, dan garam yang tinggi memang momok pekebun padi. Nenek moyang kita mewariskan padi siyam dan lemo di Kalimantan Selatan, atau talang dan mesir di Sumatera Selatan yang bisa bertahan di daerah itu. Namun, padi-padi lokal ini berumur panjang, 8 sampai 10 bulan dan berproduksi rendah, rata-rata 2 sampai 2,5 ton/ha.

[caption id="attachment_16887" align="aligncenter" width="933"]padi Air tenggulang Air tenggulang dipanen umur 125 hari[/caption]

"Padahal, potensi lahan pasang surut di Indonesia cukup besar. Dari potensi 9,65- juta hektar baru 14% yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian," ujar Ir Bambang Kustiyanto, MS, peneliti padi di Inlitpa Muara, Bogor. Untuk itulah sejak 10 tahun lalu, mulai dicari varietas padi yang berproduksi optimal di daerah pasang surut. Sejak 1997 sudah 10 varietas padi pasang surut yang sudah dilepas. Inilah sosok beberapa di antaranya.

Air tenggulang


Varietas padi hasil persilangan antara batang ombilin dan siam 29. Gabah bisa dipanen pada umur 125 hari. Dalam satu rumpun terdiri dari 15 sampai 20 anakan. Potensi hasil air tenggmqng 5 ton/ha. Nasi dengan kandungan amilose ini bertekstur pera. Sejak dilepas Air tenggulang banyak ditanam di rawa pasang surut yang mengandung sulfat masam. Sosok tegak dan menjulang hingga 1,2 m siap menantang wereng cokelat dan blas daun

Soal rasa dan bentuk beras menjadi hal penting, karena selera orang berbeda-beda. "Pekebun di Kalimantan Selatan malah sempat meminta bulir padi kecil dan panjang seperti siam unus, padi lokal di sana," ujar bapak 1 anak ini. Masyarakat setempat memang lebih familiar dengan butiran nasi berukuran mungil. Di Pulau Sumatera pekebun lebih cenderung memilih padi dengan hasil seperti IR-64, besar dan bertekstur pera. Maklum, gulai kepala kakap jadi berkurang nikmatnya jika dimakan dengan nasi pulen

Siak raya


Sungai Siak Raya di Riau diabadikan namanva nada B7809F-KN-29-2-3. . Hasil Persilangan batang ombilin dan kelara inir tahan terhadap keracunan zat besi dan aluminium. Varietas itu sesuai untuk rawa pasang surut, lahan sulfat masam, dan lahan bergambut. Siak raya dilepas bersamaan dengan air tenggulang. Sayang tanaman setinggi 1,2 m ini peka terhadap wereng cokelat populasi IR-42 dan rentan hawar daun bakteri strain IV. Siak raya bisa dipanen pada umur 120 hari. Padi dengan kandungan amilose 26% ih mampu berproduksi hingga 5 ton/ha.

Padi Lambur


Tak semua padi jangkung bertekstur pera. Lambur contohnya Varietas yang dilepas pada 2001 ini amat pulen. Lambur hasil persilangan , cisadane dan IR9884-54-3. Cisadane terkenal karena rasanya pulen. Varietas ini juga tahan penyakit bias dan bercak daun cokelat, 2 penyakit yang biasa berkembang di daerah tergenang.

Pasangannya IR9884-54-3, galur padi IRRI yang toleran keracunan besi dan aluminium. Keduanya berpadu dalam lambur. Di daerah pasang surut, produksi lambur hingga 3,99 ton/ha. Satu rumpun terdiri dari 14 anakan. Nama lambur diambil dari nama sungai di Jambi.

Padi Mendawak


Padi jangkung lain yang berasa pulen adalah mendawak. Jenis ini merupakan kolaborasi padi lokal mahsuri dan kelara. Seperti asal namanya, sebuah sungai di Kalimantan Barat, mendawak cocok untuk daerah Kalimantan yang kaya lahan rawa, gambut, dan sulfat masam. Musababnya dalam tubuh mendawak mengalir gen toleran Fe dan Al. Walau begitu padi ini agak rentan pada kondisi salinitas tinggi. Tinggi mendawak hanya 89 cm, lebih rendah daripada padi-padi jangkung lain, tetapi produktivitasnya tidak kalah, 3,98 ton gabah/ha. Umur panen 115 hari.

Padi lebak


[caption id="attachment_16886" align="aligncenter" width="808"]padi lebak tumbuh baik di dalam air Galur-galur padi lebak tumbuh baik di dalam air[/caption]

Sebutan lingkungan tergenang bukan hanya daerah pasang surut, tapi meliputi juga daerah lebak atau rawa. Lahan lebak tidak kalah ekstrem dibanding pasang surut. Varietas padi pasang surut belum tentu bisa bertahan di daerah lebak, karena lingkungannya yang selalu tergenang.

Namun, pekebun tidak perlu khawatir. Nun di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 3 galur harapan padi tengah diujicoba untuk ditanam di tempat yang selalu tergenang air. "Ketahanan saat direndam bermacam-macam, berkisar 10 sampai 14 hari. Setelah direndam tanaman memang sempat lemah, tapi 2 sampai 3 hari kemudian kemampuan bangkitnya bisa 92 sampai 100%," kata Ir Izhar Khairullah, peneliti di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, saat ditemui di pameran Pekan Inovasi Teknologi Pertanian di Bogor, Agustus 2004.

Percobaan dilakukan di bak perendaman ukuran 3 m x 7 m x 2,5 m yang diisi air hingga padi terendam. Tidak lama lagi galur-galur itu akan diuji di air keruh dan mengalir. "Varietas padi lebak menyesuaikan diri dengan cara meninggikan batangnya, seperti etiolasi pada tanaman darat," lanjut Izhar. Ketiga galur bersosokjangkung, bisa sampai 2 m. Anggota famili Gramineae itu baru bisa berbunga pada umur 3 bulan. Umur berbunga tidak seragam, menunggu air menyusut. Sebabnya bunga tidak bisa muncul jika tanaman terendam seluruhnya.

Perjalanan galur-galur padi itu memang masih panjang. Paling tidak sebuah galur baru bisa dilepas sebagai varietas setelah generasi ke-10 alias 5 tahun lagi. (Pandu Dwilaksono)
Lebih baru Lebih lama