"Rendemen minyak yang kami peroleh sangat rendah. Dari 15 butir kelapa hanya didapat 600 sampai dengan 650 ml," keluh Freddy Gosal, produsen minyak perawan di Tenga, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Padahal di Kulonprogo, Yogyakarta, Endang Sumiarsih mampu memperoleh 1 liter VCO dari 10 butir kelapa.
Endang memang tanggap memilih kelapa untuk bahan baku. Ia menggunakan kelapa dari pantai untuk memperoleh rendemen tertinggi. "Dengan kelapa gunung butuh 16 sampai dengan 20 butir untuk mendapatkan 1 liter VCO," paparnya.
[caption id="attachment_17080" align="aligncenter" width="300"]
Hibrida lokal rendemennya tinggi[/caption]
Banyak jenis kelapa yang dapat dipilih untuk memproduksi VCO. Bahan baku harus tua, 11 sampai dengan 12 bulan, ditandai dengan kulit sabut berwarna cokelat. Namun, "Rendemen daging dan kadar minyak menjadi bahan pertimbangan," papar Dr Novarianto Hengky, kepala Balai Penelitian Kelapa (Balitka) Manado.
Beberapa kelapa dalam unggul nasional seperti DMT (Dalam Mapanget), DTA (Dalam Tenga), DPU (Dalam Palu) dan DBI (Dalam Bali) dapat digunakan untuk bahan baku virgin coconut oil. Selain itu, beberapa varietas kelapa dalam lokal dan hibrida lokal yang memiliki sifat seperti kelapa dalam unggul itu juga layak dipakai, meski belum dievaluasi karakteristiknya.
Kelapa dalam dari Desa Palapi, Kecamatan Moutong, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, itu tumbuh di pantai, di wilayah perbatasan antara Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo, terisolasi sejauh 500 m dari kelapa lain. Ketika ditemukan, jumlah populasinya mencapai 23 pohon. Saat ini, pembibitan secara bertahap sedang dilakukan di Balai Penelitian Kelapa (Balitka) Manado. (Yudianto )
Endang memang tanggap memilih kelapa untuk bahan baku. Ia menggunakan kelapa dari pantai untuk memperoleh rendemen tertinggi. "Dengan kelapa gunung butuh 16 sampai dengan 20 butir untuk mendapatkan 1 liter VCO," paparnya.
[caption id="attachment_17080" align="aligncenter" width="300"]

Banyak jenis kelapa yang dapat dipilih untuk memproduksi VCO. Bahan baku harus tua, 11 sampai dengan 12 bulan, ditandai dengan kulit sabut berwarna cokelat. Namun, "Rendemen daging dan kadar minyak menjadi bahan pertimbangan," papar Dr Novarianto Hengky, kepala Balai Penelitian Kelapa (Balitka) Manado.
Beberapa kelapa dalam unggul nasional seperti DMT (Dalam Mapanget), DTA (Dalam Tenga), DPU (Dalam Palu) dan DBI (Dalam Bali) dapat digunakan untuk bahan baku virgin coconut oil. Selain itu, beberapa varietas kelapa dalam lokal dan hibrida lokal yang memiliki sifat seperti kelapa dalam unggul itu juga layak dipakai, meski belum dievaluasi karakteristiknya.
- Kelapa Mapanget
- Kelapa Tenga
- Kelapa Palu
- Kelapa Bali
- Kelapa Mamuaya
- Kelapa Palapi
Kelapa dari daerah Mapanget, Minahasa, itu termasuk kelapa unggul. Produktivitasnya cukup tinggi, mencapai 96 sampai dengan 124 butir/pohon/tahun. Dengan kadar kopra 300 sampai dengan 320 g/buah, kelapa dalam itu diminati banyak pekebun.
Buah berukuran sedang. Bobot tanpa sabut mencapai 1,2 kg. Rendemen daging 550 sampai dengan 600 g/butir. Rendemen minyak 67 sampai dengan 71%. Jika diolah dengan baik, 64,32% rendemen minyaknya dapat menjadi minyak mumi. Jadi, 8 sampai dengan 10 butir kelapa menghasilkan sekilo VCO.
Kelapa dalam unggul ini juga cocok menjadi bahan baku minyak mumi karena kandungan daging tinggi, 550 g/butir. Kadar kopra 270 g/butir dengan rendemen minyak 64%. Pengolahan daging segarnya dapat menghasilkan minyak sebanyak 120 sampai dengan 130 g/butir.
Kelapa dalam tenga berasal dari wilayah pantai Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Produksinya 80 sampai dengan lOObuah/pohon/ tahun, atau rata-rata 11.000 sampai dengan 12.000 butir/ ha/tahun.
Kelapa asal Sulawesi Tengah ini memiliki kandungan daging cukup tinggi, 536 g/butir. Rendemen minyak tinggi, mencapai 66,13%. Pengolahan daging segarnya dapat menghasilkan minyak perawan sebanyak 120 sampai dengan 130 g/butir.
Kelapa dalam palu memiliki potensi produksi tinggi. Produksinya mencapai 85 buah/pohon/tahun, atau rata-rata 11.000 sampai dengan 12.000 butir/ha/tahun.
Kelapa dalam memiliki bobot buah 1.600 g/butir dengan rendemen daging 32,15% atau mencapai 515 g/butir. Kadar kopra 270 g/butir dengan rendemen minyak 62%. Pengolahan daging segarnya dapat menghasilkan minyak perawan sebanyak 100 sampai dengan 120 g/butir.
Kelapa dalam bali berasal dari Provinsi Bali. Produksi mencapai 70 sampai dengan 80 buah/pohon/tahun, atau 10.000 sampai dengan 11.500 butir/ha/tahun.
Kelapa dalam lokal ini berasal dari Desa Wasian, Kecamatan Dimembe, Minahasa, Sulawesi Utara. Meski pohon induk tersedia hanya 15 batang, ia disukai pekebun. Maklum, produksinya tinggi dengan jumlah buah mencapai 140 butir/ pohon.
Ukuran buah sedang, sabut sangat tipis, dan daging buah segar mencapai 600 g/butir. Rendemen minyak mencapai 64%. Setiap butir mampu menghasilkan VCO hingga 175 ml.
Karena potensinya itulah, Balitka Manado telah mengoleksi sebanyak 75 pohon di kebun koleksi plasma nutfah Mapanget, Sulawesi Utara. Apalagi keturunannya memiliki karakteristik yang sama dan seragam. Diharapkan kebun itu menjadi salah satu sumber benih kelapa dalam unggul.
Ukuran buah kelapa dalam ini besar, dengan bobot utuh 2,2 kg/buah. Bobot buah tanpa sabut 1,6 kg dan daging buah segar 700 g/butir. Jumlah buah per tandan 8 sampai dengan 12 butir atau mencapai 150 butir/ pohon/tahun. Bentuk buah bulat, kulit didominasi warna hijau, tetapi ada juga hijau kekuningan dan cokelat.
Kelapa dalam dari Desa Palapi, Kecamatan Moutong, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, itu tumbuh di pantai, di wilayah perbatasan antara Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo, terisolasi sejauh 500 m dari kelapa lain. Ketika ditemukan, jumlah populasinya mencapai 23 pohon. Saat ini, pembibitan secara bertahap sedang dilakukan di Balai Penelitian Kelapa (Balitka) Manado. (Yudianto )