Kelapa Pandan Wangi Mini Dan Kopyor, Dua Varietas Kelapa Unggulan

Kelapa Pandan Wangi Mini Dan Kopyor, Dua Varietas Kelapa Unggulan

Meski bersemat nama kopyor, daging pandanwangi tidak seperti kopyor di Indonesia. Tekstur daging buahnya lebih mirip nata de coco. Kenyal dan menempel di tempurung sehingga mesti disendok kuat-kuat supaya terlepas. Daging kelapa kopyor lokal lunak, menggumpal, dan tidak sempurna menempel di tempurung. Sebagian malah terapung-apung berbaur dalam air.

Daging buah Cocos nucifera pandanus amaryllifolius tebal sekali, sekitar 2—2,5 cm. Bagian dasar daging berwarna putih; atas, bening. Rasanya manis. Aroma khas wangi pandan tetap tercium. Volume air sedikit bahkan nyaris tidak ada. Diameter buah rata-rata 15—18 cm dengan bobot 600—750 gram—pandanwangi biasa, sekitar 900 g/buah. Di restoran-restoran Thailand, pandanwangi kopyor kerap disuguhkan sebagai bahan campuran minuman dan makanan ringan.

Kelapa Pandan Wangi#### Kelapa Pandanwangi Mini

Sebutan mini memang pantas disandang pandanwangi mini. Sosok tanaman dan Buah Memang serba mungil tinggi batangnya maksimum hanya 2 meter. saat sarat buah, dengan mudah anak berusia 8 tahun memetik tanpa mesti berjinjit. Jumlah buah ratusan, tak heran bila orang Thailand menyebutnya “kelapa seratus”. Penampilan batang yang dipenuhi buah, mirip dengan leher wanita dikalungi mutiara bersusun 3 yang dipilin.

Ukuran buah pun ikut mini. Diameternya hanya 8—10 cm dengan bobot 150—200 gram/buah. Lebih kecil daripada kelapa gading. Pantas daging buah pun tipis, hanya setebal 0,5 cm. Volume airnya sekitar 120 ml per buah. Kira-kira setara 1 gelas air kemasan. Namun, rasa manis dan aroma pandannya kuat sekali. Hotel dan restoran banyak menggunakan si mini sebagai welcome drink atau sajian istimewa. Dengan ukuran mungil ia tidak terkesan mengenyangkan.

Sebenarnya pandanwangi kopyor dan mini bukan benar-benar jenis baru di Thailand. Hanya saja semula keduanya kalah populer ketimbang pandanwangi “asli”. Maprao nam-hom (maprao=kelapa, nam-hom = wangi) disajikan mulai dari acara-acara bertaraf internasional di hotel berbintang sampai kedai-kedai tepi jalan. Hampir semua orang dari segala usia dan bangsa menyukai kelapa muda beraroma khas itu. ( Baca : Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Secara Komersil Menjadi Cocofiber, Cocodust Dan Cocopea )

Selain disuguhkan utuh dan segar, pandanwangi juga dihidangkan dalam bentuk kelapa bakar. Tampilannya pun dibuat menarik, mulai bentuk piramid sampai batok mulus dalam kemasan plastik hampa udara. Provinsi Pathunthani, Samut Songkhram, dan Ratburi merupakan sentra pandanwangi mutu kelas satu andalan ekspor.

Kelapa Pandan Wangi Laris-manis Dipasaran

Belakangan si kopyor dan si mini mulai naik daun lantaran punya karakter berbeda dengan aromatic coconut biasa. Buktinya di arena Kasetsart Fair 2005 di Bangkok, pada 28 Januari 5 Februari 2005, hampir setiap stan menjual keduanya. Stan yang menyediakan contoh buah untuk dicicipi pasti dipenuhi pengunjung. Harga jual sama dengan pandanwangi biasa 10 -15 baht setara Rp2.500—Rp3.750 per buah. Bibitnya pun laris terjual dengan harga 20—40 baht per buah atau Rp5.000—Rp 10.000. Kelapa hibrida cuma dijual 5—10 baht atau Rp 1.250—Rp2500 per bibit.

Buat para pekebun, menanam si kopyor dan si mini pun menguntungkan. Sama seperti pandanwangi biasa, keduanya genjah. Pada umur 2,5 – 3 tahun buah mulai dipanen. Kelebihannya, produktivitas kopyor dan mini lebih tinggi. Dengan umur sama, produksi pandanwangi 80—100 buah per pohon. Si kopyor dan mini mencapai 100—150 buah.

Apalagi sosok tanaman pendek, hanya 2—2,5 m, sehingga buah mudah dipanen. Maprao nam-hom biasa mencapai 5—7 m. Pantas bila kopyor dan mini membuat pandanwangi kian diminati.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus