Nematoda sista emas Globodera rostochiensis bagai hantu yang menakutkan pekebun kentang. Hama baru itu menyebar ke berbagai sentra penanaman. Selain menjaga sanitasi lahan, pemanfaatan benih resisten salah satu solusi mengatasi ganyangannya. Kini ada 3 varietas kentang yang tahan gempuran hama itu.
Ketiga varietas itu adalah akira, ultra, dan YP89-070. Yang mengimpor benih itu adalah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa). Mereka didatangkan dari Belanda pada Maret 2003. Di negeri Kincir Angin ketiga benih terbukti mampu membentengi diri dari rongrongan nematoda sista emas. Meski begitu, "Tahan penyakit di suatu tempat belum tentu tahan di tempat lain," ujar Ir Sudjoko Sahat, periset Balitsa.
Hal serupa dikemukakan Ir Rahmad Mudjiono, praktisi kentang dari PT Mandiri Alam Lestari. "Agroklimatnya kan berbeda," kata alumnus Institut Teknologi Bandung itu. Penggunaan benih terus-menerus menjadi pemicu rentannya suatu varietas terhadap ancaman sista emas. "Faktor ini banyak diabaikan oleh petani. Penggunaan benih dapat ditolelir hingga generasi G4," tutur Sudjoko.
Penyebab lain adalah kondisi agroklimat yang berbeda seperti dikatakan Rahmad. Contohnya granola yang tahan di Belanda, tetapi rentan nematoda di Indonesia. Oleh Sudjoko Sahat benih itu ditanam di Lembang, Kabupaten Bandung,masing-masing seluas + ha. Pada penanaman perdana mereka memang aman dari nematoda.
Keampuhan ke-3 pendatang baru menangkal hama cacing emas bakal diuji coba tahun depan. Caranya dengan uji preferensi di laboratorium. Varietas dan klon itu ditulari cacing emas. Kemudian diamati kaetahanannya. Setelah itu uji keampuhan kembali dilakukan di lahan terinfeksi nematoda sista emas. Hasil uji preferensi dan lapang itulah yang bakal menentukan keresistenan varietas tertentu. Berikut sosok pendatang baru yang bakal dikembangkan Balitsa.
Di negeri leluhur produktivitas kentang sayur itu relatif tinggi, 60 ton per ha. Namun, Ir Wildan Mustofa, pekebun di Bandung, hanya menuai 20 ton per ha dari penanaman di Pangalengan. Bandung. Sosok tinggi itu cocok dikembangkan di lahan berpasir atau tanah lempung. Ia dikenal resisten nematoda sista emas dan virus strain A, Yn, dan X. Akira pun tahan serangan busuk daun. Kelebihan lain, ia tahan kekeringan.
Umbi siap dipanen ketika tanaman berumur 90 sampai 110 hari setelah tanam. Bentuk oval, ukuran besar, dan berkulit kuning. Sedangkan daging umbi kuning muda. Hasil persilangan varietas nicolla dan gloria itu bertekstur keras dan bebas dari perubahan warna. Kandungan bahan kering juga tinggi. Sebaiknya umbi hasil panen disimpan pada suhu 8°C.
[caption id="attachment_17571" align="aligncenter" width="300"]
kentang akira[/caption]
Varietas itu juga pernah diuji coba Ir Wildan Mustofa. Alumnus Institut Pertanian Bogor itu memanen 20 ton per ha. Pekebun di Belanda mampu menuai 60 ton. Penampilan tanaman tinggi. Lahan berpasir paling sesuai sebagai lokasi penanaman. Hasil silangan varietas planta dan concurrent itu resisten serangan cacing emas. Sayang, ia rentan ganyanagan leaf roll. Ia pun tak tahan kekeringan.
Ia dapat dituai hasilnya pada umur 90 sampai 110 hari setelah tanam. Bentuk umbi oval memanjang, ukuran besar. Kentang sayur itu berkulit kuning, daging umbi kuning pucat. Ia bertekstur keras, bebas dari perubahan warna. Kandungan bahan kering tinggi.
[caption id="attachment_17572" align="aligncenter" width="300"]
kentang ultra[/caption]
Seperti kedua pendatang baru lainnya, penampilan tanaman klon YP89-070 juga tinggi. Umbi kentang industri itu berbentuk oval. Warna kulit kuning dengan daging umbi kuning muda. Tekstur keras dan bebas dari perubahan warna.
Ia dipanen ketika berumur 100 hari setelah tanam. Produktivitas mencapai 20 ton per ha. Di Belanda ia resisten serangan nematoda sista emas. Salah satu kelemahannya adalah rentan virus leaf roll.
[caption id="attachment_17570" align="aligncenter" width="300"]
varietas VP88-070[/caption]
Cacing emas, siapa takut? Itu dilontarkan Jones Kaseger ketika ditemui Trubus. Sedikitpun tak terpancar kekhawatiran di wajah pekebun kentang di Desa Pinasungkulan, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa, itu. la yakin nematoda sista kuning G/obodera rostochiensis, momok baru bagi pekebun kentang di Batu, Jawa Timur, tak bakal menginfeksi lahan kentang di daerahnya.
"Lahan di sini sudah steril secara alami," papar ketua Kelompok Tani Maju Bersama itu. Secara alami? Ya, di sentra kentang pinasungkulan terdapat rumput putih. Sejenis terna yang itu tumbuh di lahan kentang mereka mampu menghalau kehadiran nematoda ganas.
Selama ini pekebun di sana sengaja . membiarkan rumput putih tumbuh di lahan. Sebab terna itu tak mengganggu tanaman utama, justru menjadi nematisida alami. Pengalaman pekebun di sentra kentang Sulawesi Utara itu membuktikan selama bertahun-tahun menanam kentang, nematoda tak pernah ditemukan.
Rumput putih Ageratum sp adalah terna semusim, tumbuh tegak setinggi 5 sampai 60 cm dengan banyak percabangan yang tumbuh miring. Batang berkayu berwarna cokelat keunguan, dan penuh bulu-bulu halus berwarna putih. Bentuk daun lanset, tebal, dan berwarna hijau, juga berbulu putih. Bunga kecil, putih, bergerombol 4 sampai 5 kuntum di ujung-ujung tangkai. Karena itulah ia dinamai rumput putih.
Kandungan minyak asirinya sedikit, tetapi beraroma tajam. Oleh karena itulah batang terluka, daun, dan tanaman layu berbau amis, tidak enak, dan rasa langu. Sifat itulah yang mungkin membuat nematoda tidak betah berlama-lama di sekitar perakaran tanaman. Masyarakat Minahasa biasa menggunakan daun untuk mengobati luka dan eksim. Ekstrak akar juga dapat diminum sebagai obat demam. Ini memungkinkan sebab ia mengandung senyawa antipiretik, antitoksik, dan hemostatis. (Yudi Anto)
Ketiga varietas itu adalah akira, ultra, dan YP89-070. Yang mengimpor benih itu adalah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa). Mereka didatangkan dari Belanda pada Maret 2003. Di negeri Kincir Angin ketiga benih terbukti mampu membentengi diri dari rongrongan nematoda sista emas. Meski begitu, "Tahan penyakit di suatu tempat belum tentu tahan di tempat lain," ujar Ir Sudjoko Sahat, periset Balitsa.
Hal serupa dikemukakan Ir Rahmad Mudjiono, praktisi kentang dari PT Mandiri Alam Lestari. "Agroklimatnya kan berbeda," kata alumnus Institut Teknologi Bandung itu. Penggunaan benih terus-menerus menjadi pemicu rentannya suatu varietas terhadap ancaman sista emas. "Faktor ini banyak diabaikan oleh petani. Penggunaan benih dapat ditolelir hingga generasi G4," tutur Sudjoko.
Penyebab lain adalah kondisi agroklimat yang berbeda seperti dikatakan Rahmad. Contohnya granola yang tahan di Belanda, tetapi rentan nematoda di Indonesia. Oleh Sudjoko Sahat benih itu ditanam di Lembang, Kabupaten Bandung,masing-masing seluas + ha. Pada penanaman perdana mereka memang aman dari nematoda.
Keampuhan ke-3 pendatang baru menangkal hama cacing emas bakal diuji coba tahun depan. Caranya dengan uji preferensi di laboratorium. Varietas dan klon itu ditulari cacing emas. Kemudian diamati kaetahanannya. Setelah itu uji keampuhan kembali dilakukan di lahan terinfeksi nematoda sista emas. Hasil uji preferensi dan lapang itulah yang bakal menentukan keresistenan varietas tertentu. Berikut sosok pendatang baru yang bakal dikembangkan Balitsa.
Akira
Di negeri leluhur produktivitas kentang sayur itu relatif tinggi, 60 ton per ha. Namun, Ir Wildan Mustofa, pekebun di Bandung, hanya menuai 20 ton per ha dari penanaman di Pangalengan. Bandung. Sosok tinggi itu cocok dikembangkan di lahan berpasir atau tanah lempung. Ia dikenal resisten nematoda sista emas dan virus strain A, Yn, dan X. Akira pun tahan serangan busuk daun. Kelebihan lain, ia tahan kekeringan.
Umbi siap dipanen ketika tanaman berumur 90 sampai 110 hari setelah tanam. Bentuk oval, ukuran besar, dan berkulit kuning. Sedangkan daging umbi kuning muda. Hasil persilangan varietas nicolla dan gloria itu bertekstur keras dan bebas dari perubahan warna. Kandungan bahan kering juga tinggi. Sebaiknya umbi hasil panen disimpan pada suhu 8°C.
[caption id="attachment_17571" align="aligncenter" width="300"]

Ultra
Varietas itu juga pernah diuji coba Ir Wildan Mustofa. Alumnus Institut Pertanian Bogor itu memanen 20 ton per ha. Pekebun di Belanda mampu menuai 60 ton. Penampilan tanaman tinggi. Lahan berpasir paling sesuai sebagai lokasi penanaman. Hasil silangan varietas planta dan concurrent itu resisten serangan cacing emas. Sayang, ia rentan ganyanagan leaf roll. Ia pun tak tahan kekeringan.
Ia dapat dituai hasilnya pada umur 90 sampai 110 hari setelah tanam. Bentuk umbi oval memanjang, ukuran besar. Kentang sayur itu berkulit kuning, daging umbi kuning pucat. Ia bertekstur keras, bebas dari perubahan warna. Kandungan bahan kering tinggi.
[caption id="attachment_17572" align="aligncenter" width="300"]

YP89-070
Seperti kedua pendatang baru lainnya, penampilan tanaman klon YP89-070 juga tinggi. Umbi kentang industri itu berbentuk oval. Warna kulit kuning dengan daging umbi kuning muda. Tekstur keras dan bebas dari perubahan warna.
Ia dipanen ketika berumur 100 hari setelah tanam. Produktivitas mencapai 20 ton per ha. Di Belanda ia resisten serangan nematoda sista emas. Salah satu kelemahannya adalah rentan virus leaf roll.
[caption id="attachment_17570" align="aligncenter" width="300"]

Musuh Alami Hematoda
Cacing emas, siapa takut? Itu dilontarkan Jones Kaseger ketika ditemui Trubus. Sedikitpun tak terpancar kekhawatiran di wajah pekebun kentang di Desa Pinasungkulan, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa, itu. la yakin nematoda sista kuning G/obodera rostochiensis, momok baru bagi pekebun kentang di Batu, Jawa Timur, tak bakal menginfeksi lahan kentang di daerahnya.
"Lahan di sini sudah steril secara alami," papar ketua Kelompok Tani Maju Bersama itu. Secara alami? Ya, di sentra kentang pinasungkulan terdapat rumput putih. Sejenis terna yang itu tumbuh di lahan kentang mereka mampu menghalau kehadiran nematoda ganas.
Selama ini pekebun di sana sengaja . membiarkan rumput putih tumbuh di lahan. Sebab terna itu tak mengganggu tanaman utama, justru menjadi nematisida alami. Pengalaman pekebun di sentra kentang Sulawesi Utara itu membuktikan selama bertahun-tahun menanam kentang, nematoda tak pernah ditemukan.
Bau merangsang
Rumput putih Ageratum sp adalah terna semusim, tumbuh tegak setinggi 5 sampai 60 cm dengan banyak percabangan yang tumbuh miring. Batang berkayu berwarna cokelat keunguan, dan penuh bulu-bulu halus berwarna putih. Bentuk daun lanset, tebal, dan berwarna hijau, juga berbulu putih. Bunga kecil, putih, bergerombol 4 sampai 5 kuntum di ujung-ujung tangkai. Karena itulah ia dinamai rumput putih.
Kandungan minyak asirinya sedikit, tetapi beraroma tajam. Oleh karena itulah batang terluka, daun, dan tanaman layu berbau amis, tidak enak, dan rasa langu. Sifat itulah yang mungkin membuat nematoda tidak betah berlama-lama di sekitar perakaran tanaman. Masyarakat Minahasa biasa menggunakan daun untuk mengobati luka dan eksim. Ekstrak akar juga dapat diminum sebagai obat demam. Ini memungkinkan sebab ia mengandung senyawa antipiretik, antitoksik, dan hemostatis. (Yudi Anto)